Oleh Cicilia Damayanti, Pengajar dan Konsultan Pendidikan
Pendahuluan
Pendidikan dalam era kecerdasan buatan (AI) telah menjadi topik yang semakin penting dan menarik perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan AI menjanjikan kemungkinan-kemungkinan baru di berbagai bidang, termasuk pendidikan. Namun, seperti dengan setiap perkembangan teknologi baru, ada implikasi etis dan sosial yang harus dipertimbangkan.
Artikel ini akan membahas tentang pengaruh kecerdasan buatan dan aplikasi serupa pada pendidikan, serta implikasi etis yang terkait dengan penggunaannya. Selain itu akan dibahas tentang penggunaan AI untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran, memperluas akses ke pendidikan, dan membantu menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal. Hal lain yang akan dibahas adalah tentang kekhawatiran terhadap privasi, bias, dan kekhawatiran lain yang muncul seiring dengan penggunaan AI dalam pendidikan.
Sebagai manusia, sangat penting untuk mengembangkan dan menggunakan AI dengan standar etika yang ketat dengan pengawasan yang efisien. Replikasi diri AI harus diawasi dan dikelola dengan baik untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan untuk kebaikan umat manusia secara keseluruhan. Beberapa pertanyaan yang hendak diajukan dalam makalah ini antara lain: Bagaimana penggunaan teknologi AI dalam pendidikan dapat mematuhi standar etika dan privasi yang telah ditetapkan? Bagaimana mempersiapkan generasi penerus yang siap menghadapi tantangan dan perubahan abadi dengan karakter yang unggul, sekaligus memanfaatkan teknologi AI dengan etis dan bertanggung jawab? Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah terbesar yang akan dihadapi manusia dalam pendidikan yang menggunakan teknologi AI dan bagaimana mengatasinya?
Pendidikan dalam Era ChatGPT
Pendidikan merupakan salah satu sektor yang terus berkembang dan bertransformasi seiring dengan perkembangan zaman. Salah satu perkembangan teknologi yang cukup signifikan adalah teknologi AI (Artificial Intelligence) yang saat ini semakin gencar diterapkan dalam berbagai sektor, termasuk dalam pendidikan. Salah satu aplikasi teknologi AI yang telah diterapkan dalam pendidikan adalah ChatGPT.
ChatGPT adalah aplikasi yang memanfaatkan teknologi AI untuk membantu siswa dan guru dalam proses pembelajaran (Brent & Anders, 2023, p. 6). Aplikasi ini dapat digunakan untuk menghasilkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh siswa, maupun untuk memfasilitasi interaksi antara siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
Namun, penggunaan teknologi AI seperti ChatGPT dalam pendidikan juga memunculkan berbagai isu etika dan privasi yang perlu mendapat perhatian. Sebagai contoh, penggunaan ChatGPT dapat memungkinkan terjadinya pelanggaran privasi siswa, seperti pengumpulan data pribadi siswa yang tidak diizinkan atau penggunaan data siswa untuk tujuan yang tidak jelas. Bagi para guru, ada kemungkinan AI menggantikan posisi mereka.
Penggunaan teknologi AI dalam pendidikan juga menimbulkan pertanyaan tentang peran manusia dalam proses pembelajaran. Beberapa ahli mengkhawatirkan bahwa terlalu banyak mengandalkan teknologi AI dalam proses pembelajaran dapat mengurangi interaksi interpersonal antara guru dan siswa, sehingga berdampak pada kemampuan siswa untuk membangun hubungan sosial dan keterampilan interpersonal yang penting untuk keberhasilan di masa depan (Vare et al., 2022, p. 29).
Namun demikian, penggunaan ChatGPT dalam pendidikan juga memiliki manfaat, seperti membantu siswa dan guru untuk menghemat waktu dan mengoptimalkan proses pembelajaran. Penggunaan ChatGPT juga dapat meningkatkan aksesibilitas pendidikan bagi siswa dengan kebutuhan khusus atau yang berada di daerah terpencil. Dalam hal ini, ChatGPT dapat berperan sebagai asisten pembelajaran yang dapat memberikan penjelasan lebih lanjut, memberikan latihan soal dan umpan balik untuk membantu mereka memperbaiki kualitas belajarnya (Granito, 2022, p. 167). Untuk mereka yang memiliki kesulitan dalam akses internet yang tidak stabil di daerah terpencil, ChatGPT tetap dapat dioperasikan secara offline. Kelebihan ChatGPT antara lain dapat memberikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dipahami anak-anak, sehingga mereka dapat memahami materi pelajaran dengan baik.
Dalam hal ini, pengembangan keterampilan literasi digital, kreativitas, berpikir kritis, dan kolaborasi diharapkan menjadi bagian penting dalam mempersiapkan diri menghadapi era digital yang semakin berkembang. Perlu adanya peran serta dari setiap individu dan kelompok dalam memastikan pemanfaatan teknologi dapat melahirkan generasi penerus yang siap menghadapi tantangan dan perubahan abadi dengan karakter yang unggul.
Oleh karena itu, dalam menghadapi era ChatGPT dan teknologi AI dalam pendidikan, perlu dilakukan pengembangan teknologi yang disertai dengan standar etika dan pengawasan yang efisien (Ashcroft & Jones, 2022, p. 75). Perlu diadakan pelatihan dan pengembangan keterampilan yang sesuai dengan tren dan kebutuhan industri masa depan. Penting juga untuk menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi AI dan interaksi interpersonal antara guru dan siswa, sehingga siswa dapat memperoleh pembelajaran yang optimal dan juga dapat membangun keterampilan interpersonal yang penting untuk keberhasilan di masa depan.
Mengembangkan Sistem AI dalam Pendidikan dengan Standar Etika yang Ketat dan Pengawasan yang Efisien
Pengembangan sistem kecerdasan buatan (AI) dalam pendidikan memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan memudahkan akses ke pendidikan. Namun, penggunaan teknologi AI dalam pendidikan juga memunculkan berbagai masalah etika dan privasi yang perlu mendapat perhatian. Pengembangan sistem AI dalam pendidikan harus disertai dengan standar etika yang ketat dan pengawasan yang efisien agar tidak merugikan hak-hak individu dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat. Semua pihak perlu berkomitmen dan bertanggung jawab untuk terlibat, seperti pengembang teknologi AI, institusi pendidikan, pemerintah, maupun masyarakat umum.
Beberapa standar etika yang perlu diperhatikan dalam pengembangan sistem AI dalam pendidikan antara lain adalah menjaga privasi dan keamanan data pribadi siswa, menghindari diskriminasi dalam pemilihan data dan algoritma, serta menghindari pengambilan keputusan yang bersifat diskriminatif atau tidak adil (Schlossberger, 2023, p. 153). Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah transparansi sistem. Penggunaan AI dalam pendidikan harus dilakukan dengan transparansi yang tinggi sehingga pengguna dapat memahami bagaimana algoritma bekerja dan bagaimana keputusan diambil. Hal ini dapat membantu menghindari kesalahpahaman dan membangun kepercayaan antara pengguna dan sistem.
Sistem AI dalam pendidikan juga harus dapat memberikan keuntungan bagi seluruh pihak yang terlibat. Sistem ini harus dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi siswa, guru, dan institusi pendidikan. Selain itu, juga harus ramah terhadap lingkungan dan berkelanjutan. Penggunaan sistem AI dalam pendidikan juga harus diawasi oleh ahli etika dan ahli hukum untuk memastikan bahwa sistem tersebut tidak melanggar hak-hak individu dan aturan hukum yang berlaku (Steen, 2022, p. 143). Penggunaan sistem AI harus disertai dengan regulasi yang jelas dan tegas untuk menghindari penyalahgunaan sistem oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Sebagai contoh, jika suatu sistem AI digunakan untuk memantau perilaku siswa, maka sistem tersebut harus diatur sedemikian rupa sehingga siswa tidak merasa terintimidasi dan sistem tidak digunakan untuk tujuan yang tidak etis, seperti diskriminasi atau pelanggaran privasi (Damböck & Tuboly, 2022, p. 43).
Pengawasan yang efisien menjadi hal yang sangat penting dalam mengembangkan sistem AI dalam pendidikan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa penggunaan teknologi AI dalam pendidikan memenuhi standar etika dan privasi yang telah ditetapkan. Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu berperan aktif dalam melakukan pengawasan ini (Crary, 2022, p. 75). Mereka harus memastikan bahwa aplikasi teknologi AI dalam pendidikan digunakan dengan baik dan tidak merugikan siapapun.
Masyarakat umum juga perlu terlibat dalam memberikan masukan dan umpan balik terkait penggunaan teknologi AI dalam pendidikan. Mereka dapat memberikan masukan terkait masalah etika dan privasi yang muncul akibat penggunaan teknologi AI dalam pendidikan. Hal ini dapat membantu pemerintah dan lembaga pendidikan dalam mengembangkan sistem AI dalam pendidikan yang lebih baik.
Dalam pengembangan sistem AI pada pendidikan, perlu dilakukan riset dan pengujian yang cermat agar sistem dapat bekerja dengan baik dan tidak menimbulkan masalah. Hal ini untuk memastikan bahwa penggunaan teknologi AI dalam pendidikan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi siswa dan masyarakat.
Persiapan Menghadapi Tantangan Penggunaan AI dalam Pendidikan
Pendekatan pendidikan berbasis teknologi AI memiliki banyak potensi untuk memperbaiki proses belajar mengajar di masa depan, tetapi ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan utama adalah kekhawatiran tentang kehilangan pekerjaan guru karena penggunaan teknologi AI dalam pendidikan. Meskipun AI dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengajaran, peran guru tetap sangat penting untuk membimbing siswa dan membangun hubungan interpersonal yang positif.
Tantangan lain adalah masalah privasi dan keamanan. Siswa dan guru harus terhindar dari pelanggaran privasi seperti pencurian identitas dan peretasan data. Hal ini dapat diatasi dengan mengimplementasikan keamanan dan standar privasi yang ketat dalam penggunaan teknologi AI (Harley, 2022, p. 13). Seperti membatasi akses data hanya pada pihak-pihak yang berwenang dan mengenkripsi data agar tidak mudah disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, penting untuk mempertimbangkan adanya kesenjangan digital di masyarakat yang mungkin tidak memiliki akses yang sama terhadap teknologi AI. Pemerintah dan lembaga pendidikan harus memastikan bahwa teknologi ini dapat diakses dan digunakan secara merata oleh semua siswa dan guru.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, semua pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, guru, siswa, dan orang tua, harus mempersiapkan diri dengan baik. Pemerintah perlu memperkuat kebijakan dan regulasi yang memastikan keamanan dan privasi data, mengurangi kesenjangan digital, dan mendukung pengembangan teknologi AI yang terkait dengan pendidikan.
Lembaga pendidikan harus mempertimbangkan penggunaan teknologi AI dalam rencana pembelajaran mereka dan menyediakan pelatihan bagi guru dan staf administrasi tentang penggunaan teknologi AI. Mereka juga harus memastikan bahwa teknologi ini dapat diakses oleh semua siswa (Zhang, 2022, p. 74). Guru harus memahami teknologi AI dan mampu mengintegrasikan teknologi ini ke dalam metode pengajaran mereka. Mereka juga harus tetap menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran dan membantu siswa memahami konsep yang rumit yang tidak dapat dipahami oleh teknologi AI.
Dalam menghadapi pendidikan yang menggunakan teknologi AI, para guru dapat menerapkan beberapa metode pengajaran yang efektif. Pertama, para guru dapat mengkombinasikan penggunaan AI dengan metode pengajaran yang sudah terbukti efektif seperti cooperative learning, problem-based learning, dan project-based learning (Ifenthaler et al., 2022, p. 83). Dengan mengkombinasikan teknologi AI dengan metode pengajaran tersebut, para guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif, menarik, dan memotivasi siswa untuk aktif terlibat dalam proses belajar.
Para guru dapat menggunakan AI untuk memberikan umpan balik yang lebih terperinci dan personal kepada siswa. Beberapa aplikasi AI yang dapat dipakai dalam pendidikan seperti: Classroomscreen dan Learning Management System (LMS), ChatBot, dan platform Khan Academy. Classroomscreen dapat menjadi papan tulis interaktif yang memudahkan proses belajar-mengajar, sehingga guru dapat membuat kuis mengevaluasi pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. LMS dapat digunakan untuk memberikan tugas, mengumpulkan pekerjaan siswa, dan memberikan umpan balik secara online. Peran guru menjadi lebih mudah karena materi pembelajaran, tugas, dan informasi lainnya dapat diberikan secara terstruktur dan terorganisir.
Chatbot dapat digunaka untuk membantu siswa dalam menyelesaikan tugas atau memahami materi pelajaran. Chatbot dapat diakses melalui aplikasi atau website dan dapat memberikan jawaban instan terhadap pertanyaan siswa, dan memberikan rekomendasi materi pembelajaran yang relevan berdasarkan kemampuan siswa. Platform Khan Academy menggunakan adaptive learning system sehingga siswa dapat menyesuaikan materi pembelajaran berdasarkan kemampuan dan kebutuhannya. Sistem ini dapat membantu siswa yang memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda untuk belajar dengan kecepatan yang berbeda-beda pula
Dengan bantuan teknologi AI, para guru dapat menganalisis data siswa secara akurat dan memberikan rekomendasi belajar yang tepat, serta memperbaiki kekurangan dalam pemahaman materi siswa. Ini dapat membantu siswa meraih hasil belajar yang lebih baik dan meningkatkan kualitas pengajaran secara keseluruhan.
Selain itu, para guru juga dapat menggunakan AI untuk memfasilitasi kolaborasi antara siswa dan mendorong pembelajaran sepanjang hayat. Dengan teknologi AI seperti chatbot dan adaptive learning system, para guru dapat membantu siswa memperoleh akses ke sumber daya pendidikan yang lebih luas dan menawarkan saran belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa. Ini dapat membantu siswa untuk terus belajar sepanjang hidup mereka dan meningkatkan keterampilan mereka di berbagai bidang.
Siswa harus terus belajar dan beradaptasi dengan teknologi baru. Mereka harus mengembangkan keterampilan digital dan kemampuan untuk berpikir kritis dan kreatif yang dapat membantu mereka memahami dan memanfaatkan teknologi AI secara efektif (Ashcroft & Jones, 2022, p. 37). Untuk menghadapi pendidikan berbasis teknologi AI, siswa harus memiliki sikap belajar yang proaktif dan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi. Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kemampuan literasi digital, sehingga siswa memahami cara kerja teknologi AI dan bagaimana teknologi tersebut dapat digunakan untuk membantu memecahkan masalah.
Selain itu, siswa juga perlu memperdalam pengetahuan tentang teknologi AI, seperti bagaimana AI dapat digunakan untuk membuat keputusan dan bagaimana AI dapat membantu dalam memecahkan masalah. Kemampuan berpikir kritis juga sangat penting, agar siswa mampu menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh melalui teknologi AI serta dapat mempertanyakan dan mengevaluasi keputusan yang diambil oleh teknologi AI.
Siswa juga harus menjaga etika dan moral dalam penggunaan teknologi AI. Mereka harus memahami bahaya dari tindakan merugikan orang lain dan menjaga privasi. Kemampuan berkomunikasi dan kolaborasi dalam tim juga sangat diperlukan. Siswa harus dapat berkolaborasi dengan teknologi AI dan memanfaatkannya untuk mencapai tujuan mereka. Keterampilan kreativitas juga penting untuk dikembangkan oleh siswa agar dapat memanfaatkan teknologi AI secara kreatif dalam menciptakan solusi baru dan inovatif yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia.
Orang tua dan masyarakat harus mendukung pendidikan berbasis teknologi AI dengan memastikan bahwa anak-anak mereka memiliki akses yang memadai ke teknologi AI dan mendorong mereka untuk belajar dan menggunakan teknologi ini secara efektif (Elliott, 2022, p. 117). Orang tua dan masyarakat dapat membantu siswa dengan memberikan sumber daya dan dukungan, seperti membantu siswa untuk memahami konsep AI dan teknologi terkait, memberikan akses ke peralatan dan sumber daya teknologi AI, dan memotivasi mereka untuk belajar dan beradaptasi dengan teknologi baru.
Mereka juga dapat memainkan peran dalam mengembangkan standar etika dan moral dalam penggunaan teknologi AI, seperti mengajarkan anak-anak untuk memahami konsekuensi dari penggunaan teknologi AI yang tidak etis dan membantu mereka untuk memahami bagaimana menjaga privasi dan keamanan data.
Orang tua dan masyarakat juga dapat membantu membangun lingkungan pendidikan yang mendukung penggunaan teknologi AI. Hal ini dapat dilakukan dengan mendukung inisiatif dan program-program yang membantu siswa dan guru dalam mengintegrasikan teknologi AI ke dalam kurikulum dan pengajaran, serta mempromosikan budaya kolaborasi dan belajar bersama.
Orang tua dan masyarakat harus berperan aktif dalam mendukung siswa dan guru dalam menghadapi tantangan penggunaan teknologi AI dalam pendidikan. Dukungan mereka sangat penting dalam membantu menciptakan generasi yang siap untuk bersaing di era digital yang semakin maju.
Secara keseluruhan, pendidikan berbasis teknologi AI memiliki potensi besar untuk memperbaiki proses belajar mengajar, namun juga menimbulkan beberapa tantangan. Semua pihak harus mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi tantangan ini dan memanfaatkan teknologi AI dengan bijak untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik. Pendidikan juga harus memperkuat pemahaman dan kesadaran akan etika teknologi AI di kalangan siswa dan guru, sehingga mereka dapat menggunakan teknologi ini dengan bertanggung jawab dan efektif.
Penerapan Standar Etika dan Pengawasan Efisien dalam Penggunaan Teknologi AI di Pendidikan
Penerapan standar etika dan pengawasan efisien dalam penggunaan teknologi AI di pendidikan sangat penting untuk memastikan bahwa teknologi digunakan secara bertanggung jawab dan tidak menimbulkan dampak negatif pada pengguna atau orang lain. Hal ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa teknologi AI dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pendidikan dan pembelajaran.
Etika digital sangat penting dalam penerapan teknologi AI di pendidikan. Guru dan sekolah harus mengajarkan kepada siswa tentang etika digital, termasuk tentang penggunaan teknologi secara bertanggung jawab dan menghargai privasi orang lain (Fuchs, 2022, p. 3). Hal ini dapat membantu siswa untuk memahami konsekuensi dari tindakan mereka di dunia digital, serta memastikan bahwa mereka tidak melanggar hak asasi orang lain. Selain itu, penting juga untuk mengajarkan tentang perlunya memeriksa kebenaran informasi yang ditemukan di internet dan tidak membagikan informasi yang belum diverifikasi.
Untuk mencegah perundungan dan pelecehan dalam penggunaan teknologi, diperlukan pembatasan dan pengawasan dalam penggunaan teknologi di sekolah dan di rumah. Sekolah dapat menerapkan kebijakan yang jelas dan tegas mengenai penggunaan teknologi dan menegakkan aturan tersebut dengan konsisten. Orang tua juga harus terlibat dalam mengawasi penggunaan teknologi di rumah, termasuk membatasi waktu penggunaan dan memastikan anak-anak menggunakan teknologi secara bertanggung jawab.
Penggunaan teknologi AI juga dapat digunakan untuk membangun relasi yang baik antara siswa dan lingkungan sekitar. Sekolah dapat mengintegrasikan teknologi dalam kegiatan sosial yang melibatkan siswa, seperti membuat video atau podcast bersama-sama. Hal ini dapat membantu siswa untuk merasa terlibat secara sosial dan meningkatkan kemampuan mereka dalam menggunakan teknologi dengan cara yang positif (Mishra & Samanta, 2022, p. 3). Pemerintah dan sekolah juga dapat mengadakan kampanye sosialisasi untuk mempromosikan penggunaan teknologi yang etis dan bertanggung jawab.
Kerja sama yang berkelanjutan antara pemerintah, sekolah, dan orang tua juga sangat penting dalam menciptakan generasi unggul yang siap menghadapi tantangan di era teknologi AI. Pemerintah dapat memberikan dukungan dan sumber daya yang diperlukan untuk mengembangkan kurikulum dan program pelatihan untuk guru dan siswa dalam penggunaan teknologi AI yang bertanggung jawab (Bertolaso et al., 2022, p. 127). Sekolah dapat memfasilitasi diskusi terbuka tentang penggunaan teknologi dan memastikan bahwa teknologi digunakan secara optimal dalam pembelajaran. Orang tua juga harus terus terlibat dalam mendukung anak-anak mereka dalam penggunaan teknologi secara bertanggung jawab. Dengan kerja sama yang berkesinambungan, kita dapat memastikan bahwa teknologi AI digunakan secara efektif dan bertanggung jawab untuk menciptakan generasi unggul di masa depan.
Untuk menerapkan sistem AI dalam pendidikan, beberapa hal yang perlu dipersiapkan adalah (Bongers, 2022, pp. 15–17):
- Ketersediaan infrastruktur yang memadai: Sekolah dan pemerintah perlu memastikan bahwa ada infrastruktur teknologi yang memadai, seperti jaringan internet yang cepat dan stabil, perangkat keras yang memadai, dan platform dan aplikasi AI yang terpercaya.
- Pelatihan dan pembelajaran yang memadai: Guru dan staf sekolah perlu diberi pelatihan dan pembelajaran yang memadai tentang penggunaan teknologi AI dan etika digital untuk memastikan bahwa mereka dapat memberikan pengawasan dan bimbingan yang efektif pada siswa.
- Standar etika dan pengawasan yang jelas: Sekolah dan pemerintah perlu menetapkan standar etika dan pengawasan yang jelas untuk penggunaan teknologi AI di pendidikan, termasuk tentang penggunaan data, privasi, dan keamanan.
- Pengawasan dan pemantauan yang efektif: Sekolah dan pemerintah perlu memastikan bahwa ada pengawasan dan pemantauan yang efektif terhadap penggunaan teknologi AI di pendidikan, termasuk melalui alat pemantauan dan pelaporan, dan bahwa pelanggaran standar etika dapat ditindaklanjuti dengan tepat.
- Keterlibatan orang tua dan masyarakat: Orang tua dan masyarakat perlu dilibatkan dalam proses penggunaan teknologi AI di pendidikan, termasuk melalui informasi yang transparan dan kesempatan untuk memberikan masukan dan umpan balik.
- Ketersediaan dana: Penerapan sistem AI dalam pendidikan memerlukan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu, diperlukan ketersediaan dana untuk membiayai infrastruktur, pelatihan, dan pengembangan sistem AI.
Penutup
Dalam menghadapi era pendidikan berbasis teknologi AI, setiap individu perlu mempersiapkan diri dengan baik agar sistem pendidikan dapat berjalan dengan efektif dan berhasil. Penggunaan aplikasi teknologi AI seperti ChatGPT dalam pendidikan memang memberikan manfaat besar, namun juga memunculkan masalah etika dan privasi yang harus mendapat perhatian serius. Oleh karena itu, pengembangan sistem AI dalam pendidikan harus diikuti dengan standar etika yang ketat dan pengawasan yang efisien agar tidak merugikan hak-hak individu dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.
Penggunaan teknologi AI dalam pendidikan tidak boleh dipandang sebagai sesuatu yang biner. Pengembangan keterampilan literasi digital, kreativitas, berpikir kritis, dan kolaborasi diharapkan menjadi bagian penting dalam mempersiapkan diri menghadapi era digital yang semakin berkembang. Setiap individu, termasuk pemerintah, sekolah, guru, orang tua, dan siswa, perlu memperhatikan penggunaan teknologi AI secara etis, bertanggung jawab, dan tidak merugikan siapapun. Sebab, seperti yang diketahui banyak orang, teknologi merupakan hasil kreativitas manusia untuk membantu hidupnya, sehingga baik buruknya hasil dari teknologi tersebut tergantung dari si pemakainya. Perlu adanya peran serta dari setiap individu dan kelompok dalam memastikan pemanfaatan teknologi dapat melahirkan generasi penerus yang siap menghadapi tantangan dan perubahan abadi dengan karakter yang unggul. Dengan demikian, penggunaan teknologi AI dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan dan menciptakan masa depan yang lebih baik jika diikuti dengan pengembangan keterampilan dan standar etika yang tepat.
_______________________________________________________________________
Daftar Pustaka
Ashcroft, P., & Jones, G. (2022). Digital Humans: Thriving in an Online World. Wiley.
Bertolaso, M., Capone, L., & Rodríguez-Lluesma, C. (2022). Digital Humanism: A Human-Centric Approach to Digital Technologies. Springer International Publishing.
Bongers, B. (2022). Understanding Interaction: The Relationships Between People, Technology, Culture, and the Environment: Volume 1: Evolution, Technology, Language and Culture. CRC Press.
Brent, & Anders, A. (2023). ChatGPT AI in Education: What it is and How to Use it in the Classroom. Sovorel Publishing.
Crary, J. (2022). Scorched Earth: Beyond the Digital Age to a Post-Capitalist World. Verso Books.
Damböck, C., & Tuboly, A. T. (2022). The Socio-Ethical Dimension of Knowledge: The Mission of Logical Empiricism. Springer International Publishing.
Elliott, A. (2022). Making Sense of AI: Our Algorithmic World. Polity Press.
Fuchs, C. (2022). Digital Ethics: Media, Communication and Society Volume Five. Taylor & Francis.
Granito, F. (2022). Digital Transformation Demystified. World Scientific Publishing Company.
Harley, D. (2022). Mindfulness in a Digital World. Springer International Publishing.
Ifenthaler, D., Sampson, D. G., & Isaías, P. (2022). Open and Inclusive Educational Practice in the Digital World. Springer International Publishing.
Mishra, D., & Samanta, S. R. (2022). Digitalization of Culture Through Technology: Proceedings of the International Online Conference On Digitalization And Revitalization Of Cultural Heritage Through Information Technology- ICDRCT-21, 23-24 Nov 2021, KIIT University, Bhubaneswar. Taylor & Francis.
Schlossberger, E. (2023). Ethical Engineering: A Practical Guide with Case Studies. CRC Press.
Steen, M. (2022). Ethics for People Who Work in Tech. CRC Press.
Vare, P., Lausselet, N., & Rieckmann, M. (2022). Competences in Education for Sustainable Development: Critical Perspectives. Springer International Publishing.
Zhang, Y. (2022). Assessing Literacy in a Digital World: Validating a Scenario-Based Reading-to-Write Assessment. Springer Nature Singapore.