Oleh Paskalis Liko Bataona
Jumat, 14 Juli 2023 adalah hari yang sangat indah buat Pius Terong Bataona (Premy) dan Yustina Lelo Duli (Esty). Pada hari itu bertempat di Kapel Dua Ferong, Premy dan Esty “mengikrarkan janji perkawinan” mereka. Dengan Perayaan Ekaristi Perkawinan ini, Premy dan Esty berkomitmen untuk tetap bersama membangun bahtera rumah tangga mereka. Premy dan Esty ingin meletakkan Tuhan sebagai fondasi membangun rumah tangga mereka. Tuhan ingin mereka jadikan jurumudi untuk bahtera perjalanan hidup perkawinan mereka. Seluruh rangkaian acara perkawinan Premy dan Esty dimotori oleh Komunitas 47 Arus Tanjung.
Filsuf Gabriel Marcel, seprang filsuf yang sangat intens membicarakan cinta, melihat cinta sebagai pengalaman yang sifatnya intersubyektif. Cinta, menurutnya merupakan pengalaman yang amat personal, sangat pribadi dari mereka yang saling mencintai. Hanya mereka yang pernah terlibat dalam pengalaman mencintai dan dicintai yang bisa memahami dengan sepenuhnya makna cinta; kehangatan, dan kemesraan.
Di dalam Kitab Suci, Allah juga dilukiskan sebagai Sang Pemberi Cinta terhadap umat-Nya. Allah mengambil peranaan pada familia (keluarga) manusia di dalam pembebasan Israel dari penjajahan di Mesir. Allah tidak hanya menempatkan manusia di dalam relasi dengan diri-Nya melainkan juga relasi dengan sesama sebagai suatu keluarga. Pada Kitab para nabi juga kita melihat gambaran Allah sebagai pengantin:“Aku akan menjadi suamimu selama-lamanya: Aku menjadi suamimu di dalam kebenaran dan keadilan di dalam cinta dan belas kasih” (Hos 2:21).
Perkawinan menurut pengertian kristiani adalah kontrak dan janji oleh seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk membentuk suatu kebersamaan seluruh hidup. Komitmen untuk membangun rumah tangga bersama adalah aplikasi dari pernyataan Yesus sendiiri, “Mereka bukan lagi dua melainkan satu”.
Yang mesti dirawat dalam hidup perkawinan adalah nasihat dari Rasul Paulus bahwa kasih suami istri adalah sebuah kasih agape di mana cinta itu benar-benar harus ditampilkan secara sempurna: pemberian diri satu sama lain. Mereka yang ada didalam kasih akan memandang sesamanya sebagai subyek yang terus disenangkan, dijaga, didewasakan dan dihargai sebagai manusia.
Perkawinan menjadi sebuah persahabatan yang sempurna kalau cinta kasih itu diwujudkan secara tulus dan murni. Jami Beding, seorang bapak yang sudah berpengalaman menempuh lautan gelombang kehidupan perkawinan memberikan tanda kasihnya kepada keluarga baru Premy dan Esty dengan sebuah puisi. Jami, yang juga penasihat Komunitas 47 Arus Tanjung, meyakini bahwa puisi adalah kisah cinta yang dirangkai dalam bahasa iman. Kita baca puisinya:
Ungkapan Rasa Bersamamu
Siapakah dia yang muncul dari padang gurun
Yang bersandar pada kekasihnya
Dibawah pohon apel kubangunkan engkau
Disanalah ibumu telah mengandung engkau
Disanalah ia mengandung dan melahirkan engkau
Tarulah aku seperti meterai pada hatimu
Seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut
Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta
Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta
Sungai sungai tak dapat menghangatkannya
Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta
Namun…, ia pasti akan dihina
Saat ini…. ditangan teman temanmu ini…
ada perabot rumah tangga yang tak berarti bagimu…
terimalah dengan senyum kebanggaan
sebagai kenang kenangan yang berarti
dalam menapaki bahtera berumah tangga…
karena hari ini, detik ini juga,
arus di tanjung yang kita pijaki ini lagi tidak bersahabat….
Lamalera, 14 Juli 2023