Oleh JB Kleden 2
di sini
di beranda Gunung Meja
Bulan Kemerdekaan menyambutmu dengan beribu wajah
membersit harapan di tengah kemarau
hingga rindu luluh berpeluh
tapi di sini juga
di kota lahirnya Pancasila
keagungan telah terpahat
entah oleh siapa
pada lereng Gunung Meja
terselip rintih sejarah
tulang-tulang the Elders3 membukit
terbungkus rahasia
mengemban seribu nisan dan luka dahaga
berwarta sunyi dalam desir kemarau
di sini
di kaki Gunung Meja
tempat lahirnya Pancasila
Keagungan telah terpahat
entah oleh siapa
dalam desir angin musim kemarau
syair-syair adat menggelora jadi sayap rindu yang mekar
di atas jalan yang telanjang coklat
mereka membentang kain-kain yang kuyub oleh keringat dan air mata
menyulam aroma jalanmu dengan warna-warni
m e n u j u N d o n a
kawan, aku tiba-tiba merasa sepi di tengah gemuruh itu
(Karena luka
Yesus masuk Yerusalem
adakah kau masuk jantung Nusa Bunga karena luka?
adakah imam-imam taurat di lautan massa
melukis pelangi kekosongan
di beranda rumah mereka?)
Ah usahlah tanya itu
kulihat angin dingin yang menggelisir
membeku pada guratan wajah
dan kepalan tanganmu memberi berkat
kutahu telah kau tangkap degup laut
dari pusaran gelombang pulau Ende
kata bukan Sabda
bila bersaudara tak lestari
dan kau memahat keagungan itu
pada Beranda Rumah Kita
Dari Watuneso- Kotabaru hingga Aimere – Wangka
berpendar di wajah-wajah polos anak bangsa bertasbih:
caritas fraternitas maneat in vobis4
kita lei sawe o aji ji’e ka’e pawe, kita sa lisa, sa one sa ine5
kita ine sa susu mite, ame sa lalu too.6
Kita ka’e azi sa woe, modhe ne’e higa weo, meku ne’e doa delu7
Katong samua basodara
persaudaraan lintas batas yang diikat dengan kasih
adalah sepujuh jari rindumu
tak pernah lelah menyulam kasih menganyam berkat
tak’kan sirna di sepanjang jejak pengembalaan
yang akan menjelangmu.
(God wants our enjoyment to be such as to increase the enjoymens of others)8
Rumah Liliba, Kupang, 10 Agustus 202
——————————————
[1] “Apologia untuk Seorang Saudara”, ditulis untuk Mgr. Paulus Sani Kleden, SVD, Uskup Agung Ende terpilih yang pada hari Sabtu 10 Agustus 2024 dijemput memasuki Kota Ende dengan nyanyian kemerdekaan. Budi dipilih Paus Fransiskus menjadi Uskup Agung Ende 25 Mei 2024 dan ditahbiskan pada 22 Agustus 2024. Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD bersama 239 imam akan melayani wilayah seluas 5.084 km² meliputi wilayah Kabupaten Ende, Bajawa dan Nagekeo dengan 480 ribu umat yang tersebar di 72 paroki.
(2) Seorang saudara, kawan seperjalanan Angkatan Ledalero 85 Terlibat, kini bekerja sebagai ASN Kementerian Agama (dosen pada Institut Agama Kristen Negeri Kupang).
(3) The Elders (para pendahulu – para bapa Uskup yang terdahulu, Mgr. Petrus Noyen, SVD, Mgr. Arnoldus Verstralen, SVD; Mgr. Hendrikus Leven, SVD; Mgr. Gabriel Manek, SVD; Mgr. Donatus Djagom, SVD; Mgr. Abdon Longginus da Cunha, PR, dan Mgr. Vincentius Sensi Potokota, PR).
(4) Peliharalah kasih persaudaraan (Ibrani, 13:1) adalah moto Tahbisan Uskup Mgr Paulus Budi Kleden, SVD.
[5] Ungkakan Ende Lio (Kita semua bersaudara)
[6] Ungkapan Nagekeo (kita semua bersaudara)
[7] Ungkapan Bajawa (kita semua bersaudara
[8] Kasih yang penuh semangat membantu semua orang mencapai kebaikan teragung. Di dalam mereka aku dipermuliakan (Yoh 17:1-9)