• Redaksi & Kontak
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
Minggu, Mei 25, 2025
  • Login
No Result
View All Result
Beranda Negeri
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL
No Result
View All Result
Beranda Negeri
No Result
View All Result
Home BIOGRAFI

Butet Manurung, Sebuah Kisah Kartini Muda Indonesia

by Redaksi
Juni 4, 2020
in BIOGRAFI
0
Butet Manurung, Sebuah Kisah Kartini Muda Indonesia
0
SHARES
9
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Raden Ajeng Kartini, sebuah nama yang sangat tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Hari kelahirannya, 21 April, selalu disambut dengan sukacita, tidak hanya kaum perempuan, namun juga seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Perjuangan RA Kartini untuk mengangkat derajat perempuan Jawa saat itu melalui pendidikan berdampak besar sampai saat ini. Baginya, pendidikan adalah jalan utama bagi setiap manusia untuk dapat hidup dengan layak.

Semangat itu juga yang dibawa oleh seorang Saur Marlina Manurung, atau lebih dikenal dengan Butet Manurung. Perempuan yang lahir di Jakarta, 21 Februari 1972 ini menaruh perhatian besar bagi pendidikan masyarakat pendalaman. Hal ini Ia buktikan dengan Sokola Rimba bagi suku asli Orang Rimba, Jambi pada tahun 2004 lalu.

Kepedulian Butet Manurung dalam usahanya untuk memberikan pendidikan bagi masyarakat Rimba dimulai dari kegemarannya menonton film-film petualangan semasa kecil. Film-film seperti Indiana Jones memotivasi dirinya untuk menamatkan pendidikan sarjana Antropologi dan Sastra Indonesia dari Universitas Padjajaran Bandung. Selepas meraih gelar sarjana, Butet Manurung sempat berkerja sebagai pemandu wisata di Taman Nasional Ujung Kulon. Sampai pada tahun 1999, sebuah iklan lowongan kerja dari Lembaga Swadaya Masyarakat Warung Infromasi Konservasi (Warsi) di Harian Kompas menarik perhatiannya. Lowongan kerja sebagai fasilitator pendidikan alternatif bagi suku asli Orang Rimba, Jambi itu menggetarkan hatinya dan merasa inilah pekerjaan yang Ia cari selama ini.

Selepas 3 tahun bersama Warsi, Butet Manurung beserta rekan-rekannya membentuk LSM pendidikan bagi suku terasing, yang dimulai dari suku Rimba. Butet berpendapat bahwa pendidikan yang diajarkan kepada masyarakat Suku Rimba dapat mengatasi masalah saat masyarakat Rimba berhadapan dengan masyarakat luar. Dengan pendidikan, meskipun sebatas baca dan tulis, masyarakat Suku Rimba dapat setahap lebih maju dan tidak lagi merasa dirugikan.

Usaha Butet Manurung dan rekan-rekannya tidaklah mudah. Penolakan dan pengusiran kerap diterima oleh Butet Manurung karena dianggap sebagai orang luar dan dapat membawa malapetaka di bagi masyarakat setempat. Namun Butet Manurung tidak patah semangat. Ia terus menerus berusaha untuk mencuri hati orang Rimba dengan pendekatan budaya setempat. Sampai suatu saat tiga orang anak kecil menghampirinya untuk belajar angka dan huruf. Mulai dari saat itu, masyarakat Suku Rimba menerima Butet Manurung dan mendapatkan pendidikan layaknya masyarakat Indonesia pada umunya.

Setelah sukses dengan Sokola Rimba, Butet membuka sejumlah sekolah untuk suku-suku terasing di Indonesia, seperti di Pulau Besar, Sikka, NTT, suku Asmat di Papua, dan suku Kajang di Sulawesi Selatan. Butet Manurung membuktikan bahwa semangat juang Kartini untuk memajukan sesama manusia akan tetap ada di dalam tubuh masyarakat Indonesia.

Sumber:

Profil Penerima Penghargaan Kebudayaan 2015

kebudayaan.kemdikbud.go.id

ShareTweetSend
Next Post
E.F.E Douwes Deker

E.F.E Douwes Deker

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Memaknai Waktu dan Ruang-Tempat

Pandemi Covid-19: Revolusi Diri dan Revolusi Komunal

4 tahun ago
Senjata Orang Kalah

Senjata Orang Kalah

4 tahun ago

Popular News

  • “Leva”, “Knato” dan Harapan akan Belas Kasih Allah

    “Leva”, “Knato” dan Harapan akan Belas Kasih Allah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Newsletter

Beranda Negeri

Anda bisa berlangganan Artikel Kami di sini.
SUBSCRIBE

Category

  • BERITA
  • BIOGRAFI
  • BUMI MANUSIA
  • Featured
  • JADWAL
  • JELAJAH
  • KOLOM KHUSUS
  • LENSA
  • OPINI
  • PAPALELE ONLINE
  • PUISI
  • PUSTAKA
  • SASTRA
  • TEROPONG
  • UMUM

Site Links

  • Masuk
  • Feed entri
  • Feed komentar
  • WordPress.org

About Us

Beranda sebagai suatu tempat para penghuni rumah untuk duduk melepas lelah, bercerita dengan anggota keluarga ataupun tamu dan saudara. Karena itu pula media Baranda Negeri merupakan tempat bercerita kita dan siapa saja yang berkesempatan berkunjung ke website ini.

  • Redaksi & Kontak
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy

© 2023 BerandaNegeri.com - Morris by Gendis.

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL

© 2023 BerandaNegeri.com - Morris by Gendis.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In