Oleh Khalil Gibran
MULUTNYA seperti jantung buah delima, dan bayang-bayang di mata-Nya dalam. Dan Ia lembut, seperti pria yang mengenal kekuatannya sendiri.
Dalam mimpiku kulihat raja-raja di bumi berdiri takjub di dalam hadirat-Nya. Aku mau menggambarkan wajah-Nya, tetapi bagaimana mungkin? Wajah-Nya seperti malam tanpa kegelapan dan seperti siang tanpa kebisingan. Wajah-Nya sedih, sekaligus penuh sukacita.
Dan sungguh kuingat bagimana Ia pernah mengangkat tangan-Nya ke langit, dan Ia renggangkan jari-jemari-Nya seperti ranting-ranting pohon elm.
Dan kuingat Dia mondar-mandir di malam hari. Ia bukan berjalan. Ia sendiri adalah jalan di atas jalan; bahkan seperti awan di atas bumi yang akan turun untuk menyegarkan bumi.
Tetapi ketika aku berdiri di hadapan-Nya dan berbicara kepada-Nya, Ia seorang pria, dan wajah-Nya sungguh penuh kuasa. Dan Ia berkata kepadaku, “Apakah yang engkau inginkan Miryam?”
Aku tidak menjawab-Nya tetapi sayap-sayapku meliputi rahasiaku, dan aku merasakan kehangatan.
Dan karena tidak tahan lagi terhadap terang-Nya, aku berbalik dan pergi, tetapi bukan dengan nista. Aku hanya malu, dan aku ingin sendirian dengan jari-jemari-Nya di atas dawai-dawai hatiku.
*******************
Sumber Yesus Anak Manusia, Classic Press
Luar Biasa share… smga mjd refleksi yg sl menginspirasi kita semua….