DIKAU YANG DIKANDUNG TANPA NODA
Dikau yang dikandung tanpa noda
Rancangan Allah sejak awal mula
Saat Hawa lama menjalin cinta
Dengan ular tua bermata merah
Berkepala tujuh bertanduk 10
Dikau yang dikandung tanpa noda
Untuk membawa hidup baru bagi manusia
Setelah tumit Hawa dan Adam terpagut bisa
Yang mendatangkan dosa dan menciptakan derita
Kutukan kekal yang harus disemat kepada siapa saja
Dikau yang dikandung tanpa noda
Bersinar terang bagai bintang gemintang
Di langit cerah tanpa sapuan awan
Memantulkan sumber cahaya segala cahaya
Membuat gelap bertekuk lutut tanpa daya
Dikau yang dikandung tanpa noda
Putih jiwamu bagai kapas..
murni ragamu tak bercacat
Bening rahimmu tiada bercak
Tempat layak pilihan Bapa
Tabernakel suci bagi sang Putra
Dikau yang dikandung tanpa noda
kepadamu malaikat kudus berlutut memberi hormat
Gemetar suara menyampaikan salam surga
Memintamu menjawab ya atas tugas mulia
Agar janji-janji Allah terlaksana segera
Dikau yang dikandung tanpa noda
Memilih menjadi hamba bagi Yang Mahakuasa
Terselubung cinta kekal Roh mahamulia
agar menjadi bunda bagi penebus dunia
supaya Firduas baru tercipta lagi seperti sediakala
Oh Maria Bunda Nirmala Demi Bapa
Engkau membaktikan dirimu sepenuhnya
Demi Putra
Engkau menanggung segalanya
Demi Roh Kudus
Engkau memberi dirimu seutuhnya
Demi kami yang dilanda lara
Engkau mengingkari dunia fana
Salam Maria Penuh rahmat
Salam padamu bunda Sang Sabda
Ulurkan tanganmu bagi kami
yang menanti Penyelamat dunia
Gandengkan kami anakmu untuk kokoh berdiri siaga
Menghalau badai yang silih berganti di segala cuaca
Agar tak jatuh terjerembab
di masa suci yang penuh makna
Salam Maria penuh rahmat
Salam padamu ratu para malaikat
Salam padamu ratu para rasul mulia
Salam padamu ratu alam semesta
Rindu jiwa kami berjalan bersamamu ke padang efrata
Rindu hati kami mengalami kemilau cahaya
saat putramu tiba
Rindu mulut kami melantunkan kidung suci
bagai para gembala
Rindu diri kami tak bernoda seperti Dikau perawan nirmala
saat Putramu sang Sabda menjelma menjadi manusia
Salam Maria penuh rahmat
Salam ya Bunda Tak bernoda
Terpujilah Engkau karena Tuhan sertamu
tuntunlah kami untuk menanti bersamu
agar di kepenuhan waktu
kami juga boleh merasakan Emanuel – Tuhan menyertai kami anak-anakmu
Katedral St. Yoseph, 8 Desember 2021
————————————————————————-–
OH BUNDA
Oh dikau Bunda tersuci
Hari ini dikau kupuji
Karena Dikau manusia sejati
Yang dirancang Allah dengan sepenuh hati
Dikau melahirkan sang Pencipta sejarah
Melindunginya dengan jiwa yang pasrah
Kendati sebilah tombak mengkilat terasah
Dikau menerimanya dengan hati yang tabah
Oh bunda kaum peziarah
Rencana terindah dalam lintas sejarah
Agar hidup kami terus terarah
Meniti jalan menuju surga
Di Nasareth batinmu bergolak
Di Betelehem dikau ditolak
Di Yerusalem dikau menyaksikan wajah yang galak
Di golgota dikau mengalami serdadu yang palak
Oh dikau bunda nirmala
Demi kami kaum kelana
Dikau rela berdukacita
Agar pintu surga tetap terbuka
Betapa engkau tak tega
Melihat anak-anakmu yang merana
Di lembah duka yang tiada tara
Lembah hunian kami kaum kembara
Oh bunda termulia
Demi kami anak-anakmu yang fana
Merona hatimu begitu semerbak
Walau harus tertusuk tombakKarena tak tega engkau melihat kami
Kami yang terus meratap dalam suara lirih
Tak rela engkau mendengar rintihan kami
Rintihan duka dari hati yang sepih
Oh Bunda Pembantu Abadi
Hamba Allah yang patut kupuji
Karena Dikau memiliki jiwa yang sunyi
Melaksanakan titah Bapa dengan sepenuh hati
Tak pernah mulutmu berkata tolak
Walau hatimu tertikam tombak
Tak pernah hatimu keras membeku
Walau jiwamu tertambat paku
Oh bunda tak bercela
Selubungi anakmu dengan busana surga
Bersitkan sinar bintangmu dalam kembara
Agar lapang jalan kami menuju surga
Karena di lembah dunia yang penuh duka
Sering kami terjatuh saat digoda
Membuat jalan surga menjadi sirna
Karena mereguk susu hawa yang lama
Oh bunda kami, bunda Maria
Di hari yang sangat istimewa
Tak ada kata yang luar biasa
Hanya sebaris aksara pelipur lara
Untukmu bunda yang sedang berduka
We love you mama
Tembesi 15 September 2021
—————————————————————————————–
Tentang Penulis
Poya Lucius Hobamata, Imam Keuskupan Pangkal Pinang, Pencinta Filsafat, Teologi dan Sastra.