Oleh Odemus Bei Witono
KREATIVITAS pendidikan di tengah pluralitas budaya dan tradisi di Indonesia menemukan tantangan dan peluang untuk bertahan atau maju guna mengembangkan diri jauh lebih baik dari situasi sebelum pandemi. Prototipe sebagai alternatif kurikulum baru nasional yang diterapkan pada 2022, mengusung semangat belajar mandiri yang mengandaikan refleksi mendalam tentang tolok ukur keberhasilan yang disesuaikan dengan keadaan. Kondisi ekonomi yang saat ini menggeliat di tengah pandemi Covid-19 secara kultural mendorong para insan kreatif mencari cara terbaik untuk mengatasi kesulitan yang mereka hadapi. Pendidik dan tenaga kependidikan di Indonesia berusaha beradaptasi untuk mengembangkan sumber daya yang dimiliki. Luas wilayah Indonesia yang terdiri dari puluhan ribu pulau yang tersebar dari Sabang hingga Merauke dengan berbagai kesulitan wilayah di dalamnya merupakan peluang bagi pemerintah dan sekolah di berbagai tempat untuk melakukan gerakan bersama mencerdaskan kehidupan bangsa.
Selama ini sekolah-sekolah di seluruh dunia, termasuk Indonesia, telah mencoba berbagai metode pendidikan untuk melampaui dan mengatasi situasi sulit. Guru dituntut untuk mempelajari teknologi, khususnya Information and Communication Technology (ICT). Dalam ICT ada aktivitas memproses, menyimpan, menganalisis, mensistematisasikan, memproteksi, dan menyajikan informasi dengan cara yang berbeda, dinamis, dan kreatif. Menurut Villa dan Poblete (2007) ICT didefinisikan sebagai alat penting untuk ekspresi, komunikasi, pembelajaran dan penelitian. Guru dan murid menggunakan ICT sesuai dengan kebutuhan dalam rangka percepatan pencapaian standar kompetensi yang diharapkan oleh bangsa dan negara sesuai dengan konteks dan kebutuhan yang ada.
ICT dalam praksis digunakan untuk mendukung sumber daya kurikulum. Di masa lalu, inti kurikulum menurut O’Malley (1995) berkaitan langsung dengan humaniora, yang secara luas dipahami sebagai studi tentang apa artinya menjadi manusia. Kurikulum saat ini masih memperhatikan aspek pembentukan manusia, yaitu memanusiakan manusia melalui berbagai pelajaran yang didapat selama belajar. Kurikulum pada dasarnya berisi pelajaran, video, modul pembelajaran interaktif, dan sumber daya lain yang secara langsung mendukung murid dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Sekolah membutuhkan sumber daya pengembangan profesional yang dapat mendukung guru atau orangtua dalam mengembangkan peserta didik, membimbing mereka melalui konten, mengembangkan keterampilan untuk mengajar dari jarak jauh, atau secara umum meningkatkan kapasitas mereka untuk mendukung peserta didik sehingga mereka dapat belajar lebih mandiri di rumah dan di sekolah. Sekolah perlu didukung oleh berbagai perangkat teknologi yang dapat membantu mengelola proses belajar mengajar, seperti perangkat komunikasi, sistem manajemen pembelajaran, atau perangkat lain yang dapat digunakan guru, orang tua, atau murid untuk membuat atau mengakses konten pendidikan.
Kemampuan guru mengelola kelas membutuhkan kreativitas yang handal untuk mengembangkan sekolah melalui pembelajaran campuran atau hybrid. Berdasarkan beberapa buku rujukan, setidaknya ada tiga dimensi yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kreativitas. Pertama, proses observasi dan interpretasi yang inovatif. Ada banyak cara bagi guru dan murid untuk memaknai realitas. Penemuan-penemuan yang terjadi umumnya dimulai dari pengamatan, kemudian memunculkan pertanyaan, “Mengapa hal ini terjadi?” kemudian dilanjutkan dengan membuat jawaban. Untuk menjawab pertanyaan tersebut diperlukan suatu metode ilmiah yang dapat ditarik kesimpulan berdasarkan akal, logika, pengetahuan, dan pemahaman. Kemampuan memaknai realitas sangat penting bagi guru dan murid untuk memahami berbagai tantangan hidup, dan dengan demikian dapat memecahkan masalah yang dialami. Untuk mempertajam interpretasi terhadap realitas, guru dan murid didorong untuk mengevaluasi dan merefleksikan apa yang telah mereka lihat, alami, dan yakini. Kedua, pencarian dan penemuan pendekatan baru. Dunia yang dinamis sebenarnya selalu berubah. Perubahan dunia merupakan keniscayaan hidup yang perlu dihadapi. Oleh karena itu, pendidik dan peserta didik termotivasi untuk terus mencari makna atas peristiwa yang dialami. Guru dan murid diajak untuk mencari ide, peristiwa, atau masalah yang dihadapi untuk dipecahkan menurut pendekatan baru. Ketiga, proposal inovatif dan orisinal. Guru dan murid, bersama-sama dalam kurikulum prototipe diperbolehkan membuat proposal proyek untuk mengoptimalkan penerapan pembelajaran dalam kenyataan. Model pembelajaran berbasis proyek merupakan pola cara belajar yang memanfaatkan berbagai kegiatan bermakna sebagai inti dalam proses pembelajaran yang dialami murid. Dalam kegiatan berbasis proyek murid dapat melakukan kegiatan eksplorasi, penilaian, observasi, interpretasi untuk dapat memperoleh pengetahuan baru, keterampilan baru, dan mengembangkan sikap sosial yang seharusnya dimiliki.
Sebagai catatan akhir, pasca pandemi, pendidikan di Indonesia hidup dalam situasi new normal. Program pendidikan akhir-akhir ini akan mengalami kemajuan pendidikan yang signifikan karena guru dan murid didorong untuk menguasai teknologi pembelajaran, konten ilmu pengetahuan, dan pedagogi yang sesuai dengan kondisi baru. Mereka akan terbiasa dengan cara-cara kreatif untuk mengembangkan bahan ajar di sekolah dan di rumah, offline atau online. Jika masyarakat sudah terbiasa dengan teknologi, mereka pasti dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka untuk mengamati proyek pendidikan di dalam atau di luar, area penelitian sekolah. Semoga di era new normal, guru dan unsur pimpinan sekolah siap mengembangkan seluruh potensi sekolah –melalui kebebasan belajar– dapat terlibat aktif mencerdaskan kehidupan bangsa. Penggunaan teknologi modern, konten ilmu pengetahuan, dan pedagogi pembelajaran formatif dalam konteks kekinian tidak dapat dipungkiri dan dihindari.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
*Odemus Bei Witono, Direktur Perkumpulan Strada dan Pemerhati Pendidikan
Menambah wawasan kami sebagai pendidik untuk belajar dan belajar sepanjang masa.