Sabtu, 2 Juli 2022 adalah hari yang sangat indah buat Petrus Ola Hide Watun (Pedro) dan Rosa Rosana Herjayanti (Rosa). Pada hari itu bertempat di Gereja Ratu Rosari – Desa Putra, Lenteng Agung, Pedro dan Rosa “merayakan cinta” mereka dengan Perayaan Ekaristi Perkawinan untuk bersama membangun rumah tangga. Dengan Perayaan Ekaristi Perkawinan, Pedro dan Rosa ingin meletakkan “Allah” sebagai fondasi membangun rumah tangga mereka. “Allah” ingin mereka jadikan jurumudi untuk bahtera perjalanan hidup perkawinan mereka.
Allah yang di lukiskan sebagai Allah yang Penuh Cinta tergambar dalam sair-sair lagu yang di bawakan oleh koor ina lefa – Jakarta yang mengiringi Perayaan Ekarisrti Perkawinan Pedro-Rosa. Sebuah sair lagu yang sangat indah “Oh Alepke, Moe moi goe “ menggambarkan Kasih dan Kemurahan Allah.
Oh, Alepke, Moe moi goe ( Tuhan-Engkau mengerti dan mengenal aku).
Tuba goe dei-tobo, Moe molo moi onok kae (Engkau mengetahui kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh)
Moe moi goe pana ge goe turuk, nulu fale goe pe Moe moiro (Engkau melindungi aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Engkau maklumi).
Filsuf Plato (427-327) mereflesikan persahabatan pertama-tama sebagai sebuah keindahan. Orang bersahabat karena orang mencari keindahan yang ada di dalam diri orang lain. Keindahan yang ditemukan dalam diri orang lain hendaknya menggerakan manusia untuk menatap “keindahan yang lebih tinggi”. Pengalaman manusia akan keindahan di atas bumi, menurut Plato, memggerakan manusia untuk melihat “keindahan yang lain” yang berada di luar realitas yakni sebuah “keindahan abadi”.
Di dalam Kitab Suci, Allah juga dilukiskan sebagai Sang Pemberi Cinta terhadap umat-Nya. Allah mengambil peranaan pada familia (keluarga) manusia di dalam pembebasan Israel dari penjajahan di Mesir. Allah tidak hanya menempatkan manusia di dalam relasi dengan diri-Nya melainkan juga relasi dengan sesama sebagai suatu keluarga. Pada Kitab para nabi Allah juga dilgambarkan sebagai pengantin:
“Aku akan menjadi suamimu selama-lamanya: Aku menjadi suamimu di dalam kebenaran dan keadilan di dalam cinta dan belas kasih” (Hos 2:21).
Perkawinan menurut pengertian kristiani adalah janji dan kesanggupan untuk setia oleh seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk membentuk suatu kebersamaan seluruh hidup. Komitmen untuk membangun rumah tangga bersama adalah aplikasi dari pernyataan Yesus sendiiri, “Mereka bukan lagi dua melainkan satu” (Mat. 19:6). Untuk itu “C I N T A” Pedro-Rosa patut dirayakan. ***
(Paskalis Bataona, Anggota Koor Ina lefa – Jakarta).
Terimakasih tuk dukungan dan doa untuk kami