• Redaksi & Kontak
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
Minggu, Mei 25, 2025
  • Login
No Result
View All Result
Beranda Negeri
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL
No Result
View All Result
Beranda Negeri
No Result
View All Result
Home OPINI

Kekuatan Apresiasi

by Redaksi
Maret 11, 2023
in OPINI
0
Kekuatan  Apresiasi

Foto dari Google

0
SHARES
3
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Oleh: Albertus Muda, S.Ag,  Guru Honorer SMAN 2 Nubatukan-Kab. Lembata

 

Seorang penyanyi makin semangat bernyanyi di panggung, pertama-tama bukan karena dibayar mahal. Harga termahal yang didapatnya adalah ketika para penonton memberikan tepuk tangan bahkan meneriakan yel-yel sambil menyebutkan nama sang vokalis dari tribun penonton. Dengan kata lain, kebahagiaan seorang penyanyi akan paripurna manakala ia menerima satu pujian dan tepuk tangan meriah dari para pemirsa.

Dalam KBBI, apresiasi berarti penilaian baik; penghargaan; misalnya terhadap karya-karya sastra atau seni juga karya-karya pada umumnya. Pemberian apresiasi dalam konteks apapun, akan menjadi sebuah asupan atau nutrisi yang dipandang sangat berfaedah. Apresiasi juga akan membangkitkan semangat seseorang dalam beraktivitas melalui kreativitas dan inovasi dalam karya yang dihasilkan.

Apresiasi adalah spirit yang sangat membantu seseorang yang sedang atau akan memulai suatu aktivitas. Dengan apresiasi, seseorang akan mengalami bahwa apa pun karya yang dihasilkan dan disajikan sangat dinikmati bahkan menyentuh realitas banyak orang. Apresiasi memungkinkan karya apa pun termasuk karya sastra dan seni semakin bermakna, mengkonteks karena tetap terjaga kualitasnya.

Dalam dunia pendidikan, setiap perkembangan anak sekecil apapun mesti mendapat apresiasi dari guru dan orang tua. Apresiasi tentu akan berdampak pada terbangunnya kepercayaan diri anak. Maka, sangat disayangkan apabila seorang anak yang  mulai giat memulihkan semangat belajarnya yang telah kendor bahkan kehilangan semangat, sering tidak mendapat apresiasi dari orang tua bahkan bapak dan ibu guru di sekolah.

Apresiasi mestinya selalu mengawali setiap percakapan. Ketika menghadapi anak dalam seluruh aktivitasnya yang bermakna, apresiasi mesti diberikan. Misalnya, kamu luar biasa hari ini. Tetap semangat dan kerjakan tugas-tugas yang diberikan. Sayangnya, yang sering dijumpai anak-anak di rumah, sekolah dan masyarakat adalah hukuman bukan hadiah. Anak-anak lebih banyak mendapatkan cemoohan, omelan bahkan kata-kata kasar.

Para orang tua, guru juga orang dewasa pada umumnya cenderung menilai anak semata-mata dari sudut pandang orang dewasa bukan dari sudut pandang anak. Kecenderungan ini memicu hilangnya apresiasi pada anak atau pada seseorang yang telah melakukan sebuah pekerjaan atau suatu tugas pada level apa pun. Aktivitas positif apa pun yang dilakukan anak, walaupun sederhana, mesti diapresiasi.

Penulis menyadari bahwa sebuah karya meski hebat bahkan spektakuler sekali pun tidak ada artinya jika karya itu luput dari apresiasi. Karya itu seperti tak bernyawa. Sebab sebuah karya menjadi karya bermakna apabila diberi apresiasi oleh pihak manapun. Apresiasi akan menyuplai optimisme dan harapan bagi para pengkarya untuk bekerja lebih maksimal dengan hasil yang semakin bermutu.

Semua karya yang dihasilkan, diharapkan dapat menggugah perasaan dan meluaskan pemahaman seluruh lapisan masyarakat. Artinya, karya yang dihasilkan bukan hanya memukau orang per orang, tetapi layaknya membawa dampak bagi masyarakat luas dan mampu mengorbitkan kreator atau inovator baru dengan karya yang lebih berkualitas. Dengan ini dapat dikatakan bahwa apresiasi merupakan kekuatan dalam berkarya.

Sebut saja, Charles Dickens, seperti ditulis Stephie Kleden Beetz dalam bukunya Cerita Kecil Saja (2009). Pengarang kelahiran London ini, mencapai kemasyhurannya setelah melewati jalan berliku-liku. Keputusasaan melilitnya, ketika semua karangannya ditolak oleh semua penerbit. Ia bangkit, ketika suatu hari seorang editor memuji buah penanya. Apresiasi sang editor membawanya pada babak baru pengkaryaan yang sangat memukau.   

Charles bangkit dari hidupnya yang melarat. Semangatnya pulih dan ia seakan lahir kembali hanya oleh sebuah pujian. Apresiasi telah menggerakkan tangan Dickens. Dari goresan tangannya, mengalirlah berbagai buku yang memperkaya literatur dunia. Tanpa kata-kata manjur sang editor, tentu dunia akan lebih miskin dan kita tak dapat menikmati berbagai buah karya Charles Dickens seperti Oliver Twist atau Christmas Carol.

Penulis juga mengalami hal yang sama. Awalnya ketika mulai belajar menulis, penulis memberanikan diri mengirim tulisan ke beberapa redaksi media cetak. Awalnya, artikel-artikel yang penulis kirim ke alamat email redaksi, kerap  menunggu terbitnya sampai jenuh sehingga memicu rasa rendah diri dan putus asa. Penulis mulai bangkit ketika artikel opini penulis yang dikirim ke sebuah media cetak lokal, lolos kurasi dan dipublikasikan.

Semangat yang seolah mati, seakan bangkit kembali. Apresiasi dari para sahabat dan publik pembaca memacu penulis untuk semakin kreatif dan produktif dalam menulis. Semangat menulis tidak pernah kendor bahkan semakin militan dalam menulis. Hingga hari ini, penulis masih tetap konsisten menulis karena berkat satu apresiasi yang penulis dapatkan dari para pembaca. (*)

—————————————————————————————————

ShareTweetSend
Next Post
Pemanfaatan Kereta Api dan UMKM, PIM Banten Ketemu Dirjen Perkeretaapian

Pemanfaatan Kereta Api dan UMKM, PIM Banten Ketemu Dirjen Perkeretaapian

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Pilpres 2014 dan Kita

Pilpres 2014 dan Kita

6 tahun ago
Portugis di Larantuka : Dari Solor ke Sandominggo

Portugis di Larantuka : Dari Solor ke Sandominggo

5 tahun ago

Popular News

  • “Leva”, “Knato” dan Harapan akan Belas Kasih Allah

    “Leva”, “Knato” dan Harapan akan Belas Kasih Allah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Newsletter

Beranda Negeri

Anda bisa berlangganan Artikel Kami di sini.
SUBSCRIBE

Category

  • BERITA
  • BIOGRAFI
  • BUMI MANUSIA
  • Featured
  • JADWAL
  • JELAJAH
  • KOLOM KHUSUS
  • LENSA
  • OPINI
  • PAPALELE ONLINE
  • PUISI
  • PUSTAKA
  • SASTRA
  • TEROPONG
  • UMUM

Site Links

  • Masuk
  • Feed entri
  • Feed komentar
  • WordPress.org

About Us

Beranda sebagai suatu tempat para penghuni rumah untuk duduk melepas lelah, bercerita dengan anggota keluarga ataupun tamu dan saudara. Karena itu pula media Baranda Negeri merupakan tempat bercerita kita dan siapa saja yang berkesempatan berkunjung ke website ini.

  • Redaksi & Kontak
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy

© 2023 BerandaNegeri.com - Morris by Gendis.

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL

© 2023 BerandaNegeri.com - Morris by Gendis.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In