• Redaksi & Kontak
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
Minggu, Mei 25, 2025
  • Login
No Result
View All Result
Beranda Negeri
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL
No Result
View All Result
Beranda Negeri
No Result
View All Result
Home SASTRA

Trilogi tentang Bulan Purnama – Sajak-sajak Yoseph Yapi Taum

by Redaksi
April 19, 2023
in SASTRA
0
Trilogi tentang Bulan Purnama  –  Sajak-sajak Yoseph Yapi Taum
0
SHARES
56
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp
Yoseph Yapi Taum

 

Pengantar

Bulan Purnama adalah simbol romantisme universal. Dalam karya-karya sastra, bulan sering digambarkan sebagai penanda cinta dan kerinduan. Puisi “Trilogi tentang Bulan Purnama” karya Yoseph Yapi Taum menggambarkan perjalanan cinta, kerinduan, kedahsyatan, dan bayang-bayang kematian. Sebuah permenungan yang mendalam tentang hakikat cinta, kekuatan, dan keruntuhannya sekaligus

 

BULAN TELAH KEMBALI

Bulan telah jatuh lagi
Dentingnya teduh ungu menyilaukan
Sepasang burung menariknya
Rindu tak bisa digantung di langit

Bulan telah terbangun kembali
di musim yang sudah mengering
Sepasang burung memendamnya
di telaga bagai seonggok kenangan

Bulan telah bercahaya kembali
Dilukisnya bumi dengan warna langit
Sepasang burung tak lagi murung
Selembar doa jatuh ke telaga

Yogyakarta, 23 April 2020

———————————————————-

 

PURNAMA DI LADANG JAGUNG

Malam purnama di ladang jagung
Bukit, sungai, laut, dan sepasang remaja
Menyusuri jejak purba yang membeku di sunyi malam
“Hujan masih membasahi mayang jagung, kekasih!
Kucium kembang mawar dan melati di sanggul pengantin!”

Keheningan bersembunyi di sudut-sudut ladang
Desir angin menggetarkan denyut jantung
Jalan setapak diterangi purnama raya
Aku menyentuhmu di balik pohon berulangkali
Ciuman demi ciuman susul menyusul menjadi buas

Malam purnama di ladang jagung
Gunung, jurang, desah, dan sepasang remaja
Melintas di atas bayang pohon-pohon di kejauhan
“Tabir malam membentangkan sayap bekunya, kekasih!
Kucium kembang kamboja dan sapaan para pelayat!”

Yogyakarta, 10 Agustus 2019

———————————————————————

 

PURNAMA MEMUDAR DI KAKI BUKIT

Satu lagi purnama memudar di kaki bukit
Wangi yang memberi sayap bagi sejoli menepi
Segala rindu dan duka berakhir di suatu titik
Simpang jalan dan lorong sunyi menyambutnya

Musafir pembangkit mantra sudah letih
(Sepasang kekasih masih bernyanyi hingga larut
di taman anggur dengan purnama merah)
Dengan punggung jari disekat isaknya

Cahaya terakhirnya terpantul dinding purba
Selaksa dua sejoli menghapus dingin air matanya
Siapa yang menjaga tidurmu malam-malam?
Adakah segudang puisi penjaga mimpimu?

Satu lagi purnama memudar di kaki bukit
Kepaknya melemah di batas cakrawala
Para peziarah melantunkan mazmur
Mengantarkan ke rumah kekalnya

Yogyakarta, 3 Agustus 2019

——————————————————————

 

Tentang Penulis

*Yoseph Yapi Taum lahir di Ataili, Lembata, NTT, 16 Desember 1964. Saat ini menjadi ketua Program Studi Magister Sastra di Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Pendidikan: (1) SMA Seminari San Dominggo, Hokeng (1984), (2) Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan Yogyakarta (1984-1985) dari biara Oblat Maria Imaculata (OMI). (3) S-1 dari di IKIP Sanata Dharma (1990); (4) S-2 dari Universitas Gadjah Mada (1995); (5) S-3 dari FIB Universitas Gadjah Mada (2013) dengan disertasi berjudul Representasi Tragedi 1965: Kajian New Historicism atas Teks-teks Sastra dan Nonsastra Tahun 1966-1998. Melakukan penelitian tentang Konflik dan Kekerasan di Papua (2015-2016). Antologi puisinya Ballada Arakian (2015), Ballada Orang-orang Arfak (2019), dan Kabar dari Kampung (2023).

 

ShareTweetSend
Next Post
PANCA SAJAK DARI KOTA ENDE  – Puisi-puisi Simply da Flores

PANCA SAJAK DARI KOTA ENDE - Puisi-puisi Simply da Flores

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Maryon Daniamaputra Pattinaja  Menghidupkan Ekomusikologi Merawat Bumi

Maryon Daniamaputra Pattinaja Menghidupkan Ekomusikologi Merawat Bumi

1 tahun ago
Program Nasional di NTT Harus Didukung

Program Nasional di NTT Harus Didukung

5 tahun ago

Popular News

  • “Leva”, “Knato” dan Harapan akan Belas Kasih Allah

    “Leva”, “Knato” dan Harapan akan Belas Kasih Allah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Newsletter

Beranda Negeri

Anda bisa berlangganan Artikel Kami di sini.
SUBSCRIBE

Category

  • BERITA
  • BIOGRAFI
  • BUMI MANUSIA
  • Featured
  • JADWAL
  • JELAJAH
  • KOLOM KHUSUS
  • LENSA
  • OPINI
  • PAPALELE ONLINE
  • PUISI
  • PUSTAKA
  • SASTRA
  • TEROPONG
  • UMUM

Site Links

  • Masuk
  • Feed entri
  • Feed komentar
  • WordPress.org

About Us

Beranda sebagai suatu tempat para penghuni rumah untuk duduk melepas lelah, bercerita dengan anggota keluarga ataupun tamu dan saudara. Karena itu pula media Baranda Negeri merupakan tempat bercerita kita dan siapa saja yang berkesempatan berkunjung ke website ini.

  • Redaksi & Kontak
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy

© 2023 BerandaNegeri.com - Morris by Gendis.

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL

© 2023 BerandaNegeri.com - Morris by Gendis.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In