• Redaksi & Kontak
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
Rabu, September 17, 2025
  • Login
No Result
View All Result
Beranda Negeri
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL
No Result
View All Result
Beranda Negeri
No Result
View All Result
Home UMUM

Mojokuto atau Kuba

by Redaksi
Mei 25, 2023
in UMUM
0
Mojokuto   atau   Kuba
0
SHARES
17
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

 

Goenawam  Mohamad

 

KOTA Mojokuto bukanlah kota khayalan. Tapi lebih dulu barangkali kita harus membaca lagi Peddlers and Princes, karya Clifford Geertz yang tiga tahun yang lalu telah disalin ke bahasa Indonesia dengan judul Penjaja dan Raja. Siapa saja yang pernah berkunjung ke Jawa akan gampang mengenalnya: ”Mojokuto kelihatannya serupa saja dengan setiap kota kecil di Jawa yang: pohon beringin, dengan patung Hindu di bawah naungannya, tumbuh di tengah alun-alun; sekelompok kantor pemerintahan di sekitar rumah wedana dengan pendapa dan halamannya yang luas; sederetan gudang-gudang dan tokotoko Cina yang terbuka bagian depannya dan berkain tenda-pasar terbuka yang luas dengan bangsa-bangsal seng yang karatan dan kedai-kedai kayu….”

Tak ada yang aneh. Juga bila Geertz berbicara tentang ”ekonomi tipe pasar” dan ”ekonomi tipe firma” di Mojokuto. Geertz, dengan ”Mojokuto”nya, pada dasarnya melukiskan prototipe kota-kota yang beberapa tahun ini mencoba mendirikan pusat pertokoan—well, shopping centre—seraya menggusur pasarnya. Para pembangun kota mungkin mendesakkan ”modernisasi” itu karena pasar begitu kuno dan menjijikkan. Tapi sekaligus agaknya ada hasrat untuk memperlihatkan pola kegiatan ekonomi yang lebih efektif. Ekonomi tipe pasar yang ”hiruk-pikuk, campur baur dan individualistis” itu hendak ditinggalkan. Ekonomi tipe firma akan diperkenalkan.

Tapi, pasar bukan cuma tempat, seperti juga ditunjukkan Geertz. Ia adalah sistem kegiatan menjajakan dan membeli barang dan jasa dalam ukuran kecil. Ia juga tempat tenaga kerja— pedagang cabai, tukang angkut dan lain-lain—muncul dan dimanfaatkan hampir tanpa batas. Ia tempat bagi mereka yang, seandainya kegiatan itu hilang, akan terhempas sebagai buangan yang liat. Dengan pasar, lumpen-proletariat di kota belum sepenuhnya terdesak menjadi ”segerombolan tikus” yang betapapun disepak dan dilempari batu, akan terus ”melobangi akar sang pohon”—seperti kata Fanon, pemikir revolusioner Aljazair, dalam Les Damnes de la Terre.

Kira-kira lima tahun yang lalu dua ahli menulis risalah yang berjudul Revolutionary Change and the Third World City. Mereka, Amstrong dan McGee, berbicara tentang ”model Indonesia” dan ”model Kuba”. Yang pertama didasarkan pada ”Mojokuto”nya Geertz: kota yang masih belum sepenuhnya dirasuki sistim kapitalisme. Yang kedua berdasarkan Kuba sebelum Fidel Castro, akhir 50-an, di mana perembesan ekonomi kapitalis nyaris sempurna.

Akan punahkah ”Mojokuto”—untuk digantikan ”model Kuba” yang ditunggu revolusi?

 

—————————————————————-

 

*Sumber  Majalah Tempo, 3 April 1976

*Tulisan ini juga sudah di jadikan buku dalam Catatan Pinggir 1, Goenawan Mohamad, Grafitipers – 1982.

ShareTweetSend
Next Post
Puisi sebagai Medium – Sajak-sajak Mochtar Pabottingi

Puisi sebagai Medium - Sajak-sajak Mochtar Pabottingi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Sutan Sjahrir: Titian Sosialisme ke Demokrasi

Sutan Sjahrir: Titian Sosialisme ke Demokrasi

6 tahun ago
L I D A H

L I D A H

1 tahun ago

Popular News

  • Membedah “Hidup Itu Anugerah” – Merawat Puisi

    Membedah “Hidup Itu Anugerah” – Merawat Puisi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Newsletter

Beranda Negeri

Anda bisa berlangganan Artikel Kami di sini.
SUBSCRIBE

Category

  • BERITA
  • BIOGRAFI
  • BUMI MANUSIA
  • Featured
  • JADWAL
  • JELAJAH
  • KOLOM KHUSUS
  • LENSA
  • OPINI
  • PAPALELE ONLINE
  • PUISI
  • PUSTAKA
  • SASTRA
  • TEROPONG
  • UMUM

Site Links

  • Masuk
  • Feed entri
  • Feed komentar
  • WordPress.org

About Us

Beranda sebagai suatu tempat para penghuni rumah untuk duduk melepas lelah, bercerita dengan anggota keluarga ataupun tamu dan saudara. Karena itu pula media Baranda Negeri merupakan tempat bercerita kita dan siapa saja yang berkesempatan berkunjung ke website ini.

  • Redaksi & Kontak
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy

© 2023 BerandaNegeri.com - Morris by Gendis.

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL

© 2023 BerandaNegeri.com - Morris by Gendis.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In