Oleh Odemus Bei Witono, Direktur Perkumpalan Strada dan Kandidat Doktor Filsafat STF Driyarkara – Jakarta
Beberapa waktu silam, Bu Ratna (bukan nama sebenarnya) mengadakan rapat tahunan guna meninjau program-program yang telah dilaksanakan selama tahun ajaran. Rapat ini memberikan kesempatan bagi para peserta mengetahui mana program yang sudah berjalan dengan baik dan mana masih perlu diperbaiki. Akan tetapi rapat tersebut dinilai kurang mendalam karena hanya berfokus pada program-program.
Padahal, dinamika sekolah tidak sekadar menyangkut program semata, melainkan juga mencakup berbagai aktivitas edukatif di luar program yang perlu dievaluasi dan direfleksikan. “Wawasan sesaat sering kali bernilai pengalaman hidup”, demikian yang dikatakan Oliver Wendell Holmes (dalam innovationtraining.org, 2023).
Setiap tahun, sekolah-sekolah menghadapi tantangan dan peluang unik dalam komunitas pendidikan. Dalam rangka memastikan bahwa sekolah dapat terus berkembang dan memberikan pendidikan terbaik kepada siswa, evaluasi dan refleksi tahunan menjadi pilar penting dalam operasional sekolah. Proses ini memungkinkan sekolah untuk tidak hanya mengevaluasi pencapaian target, tetapi juga merenungkan hal-hal yang perlu diperbaiki bagi masa depan, termasuk aspek-aspek yang tidak tertangkap dalam laporan program formal.
Evaluasi tahunan merupakan proses sistematis dalam menilai kinerja sekolah selama satu tahun ajaran. Penilaian evaluatif mencakup berbagai aspek seperti kurikulum, kinerja akademik siswa, efektivitas pengajaran, pengembangan profesional guru, fasilitas, dan manajemen sekolah. Dengan evaluasi ini, sekolah dapat menilai sejauh mana tujuan dan target yang telah ditetapkan pada awal tahun ajaran telah tercapai, baik dalam hal pencapaian akademik siswa, keberhasilan program ekstrakurikuler, maupun tingkat kepuasan orang tua dan siswa.
Lebih dari sekadar evaluasi, refleksi tahunan memainkan peran krusial dalam memahami dan menafsirkan temuan-temuan dari evaluasi. Proses refleksi membantu sekolah melihat pencapaian dan kegagalan dalam konteks lebih luas dan memahami pembelajaran penting dari pengalaman yang telah dilalui. Melalui evaluasi, sekolah dapat pertama-tama menilai sejauh mana tujuan dan target yang telah ditetapkan pada awal tahun ajaran telah tercapai. Penilaian mencakup pencapaian akademik siswa, keberhasilan program ekstrakurikuler, dan kepuasan orang tua serta siswa.
Foto: Ilustrasi peserta rapat, mencoba mengidentifikasi area mana di sekolah yang perlu diperbaiki, sumber: Pexels
Kedua, para pendidik dan unsur pimpinan mengidentifikasi area mana yang memerlukan perbaikan. Misalnya, jika hasil ujian siswa menunjukkan penurunan, sekolah perlu mengevaluasi metode pengajaran dan bahan ajar yang digunakan. Ketiga, sekolah perlu menggunakan data evaluasi agar dapat membuat keputusan lebih baik. Data ini bisa berupa hasil tes, survei kepuasan, penjaminan mutu, atau laporan kinerja guru. Dengan data akurat, sekolah dapat merumuskan strategi lebih efektif untuk tahun ajaran berikutnya.
Dalam menilai keberhasilan sekolah, evaluasi tidaklah cukup, perlu refleksi juga dalam memahami dan memaknai proses pendidikan yang sudah berjalan. Setelah melakukan evaluasi, langkah selanjutnya adalah refleksi. Proses refleksi melibatkan merenungkan apa yang telah terjadi selama satu tahun terakhir dan memahami makna dari temuan-temuan evaluasi. Refleksi membantu sekolah melihat pencapaian dan kegagalan dalam konteks lebih luas. Misalnya, memaknai kegagalan dan keberhasilan yang sudah diperoleh, supaya dapat menjadi pembelajaran bersama.
Melalui refleksi pula, para pendidik dan tenaga kependidikan dapat mengidentifikasi pembelajaran penting dari pengalaman yang telah dilalui. Identifikasi demikian membantu sekolah untuk tidak mengulangi kesalahan sama dan memperkuat praktik yang sudah baik. Dengan demikian visi dan misi yang mau diupayakan ke depannya akan lebih mudah dilaksanakan.
Hasil dari evaluasi dan refleksi tahunan perlu diwujudkan dalam tindakan konkret. Beberapa langkah yang dapat diambil oleh sekolah meliputi: (1) Mengembangkan profesionalisme guru melalui pelatihan dan workshop guna meningkatkan kompetensi mereka di bidang yang perlu diperbaiki. (2) Menyesuaikan kurikulum agar memenuhi kebutuhan siswa yang terus berkembang dan mengikuti perkembangan zaman. (3) Meningkatkan fasilitas sekolah dalam rangka mendukung proses belajar mengajar lebih efektif. (4) Meningkatkan komunikasi dengan orang tua guna mendapatkan dukungan dan masukan konstruktif.
Sebagai catatan akhir, evaluasi dan refleksi tahunan bukanlah sekadar formalitas, tetapi merupakan proses krusial yang menentukan arah dan keberhasilan operasional sekolah. Dengan melakukan evaluasi mendalam dan refleksi yang jujur, sekolah dapat memastikan bahwa mereka berada di jalur tepat dalam memberikan pendidikan berkualitas dan relevan bagi semua siswa. Proses ini memungkinkan sekolah terus belajar, beradaptasi, dan berkembang, sehingga siap menghadapi tantangan masa depan dengan lebih percaya diri.
Semoga dengan refleksi yang dilaksanakan secara rutin, dapat memperbaiki proses dan kinerja guru dan karyawan untuk terus meningkatkan pelayanan.
Terimakasih Romo, tulisan ini sangat mengispirasi, dan memotivasi kami untuk selalu tekun dan siap untuk mengadakan evaluasi dan refleksi.
Terima kasih artikel/opininya….tulisan ini menginspirasi bahwa betapa pentingnya unit sekolah melihat secara mendalam keberhasilannya, sehingga akan menemukan langkah langkah kedepan agar lebih baik lagi..
Terima kasih Romo Bei, tulisan Romo dapat memotivasi kami sebagai pendidik untuk selalu merefleksikan seluruh kegiatan bersama di sekolah sehingga dapat memperbaiki pelayanan pendidikan di sekolah. Salam AMDG.
Terima kasih Romo Bei untuk setiap tulisan yang dibagikan kepada kami sungguh menginspirasi.