Waikabubak berandanegeri.com – Penenun Sumba Timur, NTT, menyelesaikan program Pembinaan Wastra Warna Alam Sumba Timur yang diselenggarakan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) bersama Perkumpulan Warna Alam Indonesia (WARLAMI).
Kegiatan ini, Bukti Bakti BCA memberdayakan masyarakat dalam melestarikan budaya dengan mengintegrasikan komitmen Bakti BCA terhadap lingkungan dan kesejahteraan sosial.
Pengrajin tenun ini telah mengikuti program pembinaan intensif yang berlangsung selama 6 bulan, yang berasal dari wilayah Kelurahan Kawangu, Kelurahan Watumbaka, Desa Kambatatana, Desa Persiapan Prai Klimbatu, hingga Desa Persiapan Wukukalara.
Penenun didorong mengenali ragam tumbuhan lokal dan komoditas turunan bahan pewarna alam, seperti pasta atau serbuk dan benang celup, serta cara menerapkan langsung dalam pengolahan karya wastra penenun.
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, pembinaan penenun dengan memanfaatkan pewarna alami dari tanaman, tidak hanya berkontribusi pada pelestarian lingkungan, juga meningkatkan kualitas dan nilai kain tenun.
Oleh karena itu, Bakti BCA melengkapi program pembinaan ini dengan perluasan akses pasar, melalui partisipasi produk kain tenun mereka pada event-event strategis BCA.
Harapannya, program Bakti BCA dapat memberikan dampak positif yang komprehensif, dari mulai pelestarian budaya dan lingkungan hingga peningkatan pendapatan masyarakat di Sumba Timur.
Menurut dia, antara sumber pewarnaan alam yang digunakan adalah akar pohon mengkudu (Morinda Citrifolia L) untuk menghasilkan warna merah dan tarum atau nila (Indigofera Tinctoria) untuk menghasilkan warna biru.
Pembinaan yang didapatkan para pengrajin tersebut terdiri dari serangkaian pelatihan yang komprehensif.
Di tahap awal, peserta melakukan pemetaan tumbuhan yang berpotensi sebagai sumber pewarna alami. Selanjutnya, belajar cara mengekstrak dan mengolah pewarna dari tanaman tersebut.
Setiap tahap disertai dengan penugasan untuk menilai pemahaman dan keterampilan yang telah diperoleh. Terakhir, peserta mengaplikasikan pewarna alam pada kain wastra.
Tak hanya itu, peserta pelatihan juga diajarkan tips dan trik dengan metode tertentu untuk mempercepat proses pewarnaan.
Diana Kalara Lena, peserta program Pembinaan Wastra Warna Alam Sumba Timur, membagikan pengalamannya setelah mengikuti pelatihan dari Bakti BCA dan WARLAMI.
“Program ini sangat bermanfaat bagi saya, memberi wawasan luas terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai sumber pewarna alami,” ujarnya.
“Cara penyampaiannya juga mudah dimengerti dan dilakukan secara menyeluruh, mulai dari cara menemukan tumbuhannya hingga pengaplikasiannya,” tambahnya.
Selain melestarikan tradisi tenun, inisiatif ini juga membuka peluang ekonomi baru bagi kami melalui produk wastra yang ramah lingkungan.
Ia berharap hasil karya kami dapat memenuhi kebutuhan pasar fesyen berkelanjutan yang terus berkembang. Terima kasih kepada BCA dan WARLAMI atas dukungan yang luar biasa.
Kemitraan Bakti BCA dan WARLAMI dalam memberikan dampak positif pada pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan telah berlangsung sejak 2022.
Bakti BCA bersama WARLAMI menggelar pembinaan serupa kepada 28 penenun dari Desa Nekemunifeto, Bisene, Biloto, Kuanfatu, Nikiniki, Tuataum, dan Kuale’u dari Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT.
Selain itu, Bakti BCA juga telah merampungkan pembinaan kepada 15 pegiat warna alam dari Baduy, Desa Kanekes, Lebak, Banten pada Februari lalu.
Hingga 2024 total kain tenun warna alam yang dihasilkan dari tiga wilayah binaan (Timor Tengah Selatan, Baduy, dan Sumba Timur) sebanyak 216 kain.
BCA meyakini bahwa pemberdayaan komunitas secara efektif akan memberikan manfaat bagi pelestarian ekosistem, sehingga terbentuk siklus yang saling berpengaruh untuk menciptakan kehidupan lebih baik lagi.
“Kami ingin mengungkapkan apresiasi mendalam atas antusiasme para penenun Sumba Timur dalam mengikuti program ini,” ungkap Ketua WARLAMI, Myra Widiono.
Menurutnya, potensi besar alam Sumba Timur dalam industri ecofashion memerlukan dukungan yang tepat agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.