• Redaksi & Kontak
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
Minggu, Mei 25, 2025
  • Login
No Result
View All Result
Beranda Negeri
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL
No Result
View All Result
Beranda Negeri
No Result
View All Result
Home PUISI

Perempuan dari Magdala – Puisi Nirwan Dewanto

by Redaksi
April 21, 2025
in PUISI
0
Perempuan dari Magdala – Puisi Nirwan Dewanto

Foto diambil dari Google

0
SHARES
27
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

 

Pergilah, perempuan

 la tak berada di sini

 la merepotkan kami belaka –

Para serdadu itu berkata

Dengan laras bedil terarah

Tepat pada dada kiriku –

Pastilah ia bukan juru selamat

Sebab sejumlah pengikutnya

Mencuri senjata dan mesiu

Dari barak-barak kami –

Tapi aku telah melihatnya

Berdarah-darah menyeret tiang

Palang ke puncak bukit ini –

Janganlah buta, perempuan

Kami tak menjajah negerimu

Kami hendak melindungi kaummu

Dan segala kaum di sekitarmu

Dari rajamu yang mahaganas

Dan membela puaknya sendiri –

Ia pasti bukan lawan kalian

la pengaji kitab-kitab belaka

Ia kadang merakit meja-kursi

Ia menebar jala di Laut Galilea

Ia menempel poster di mana saja

la mengampuniku meski aku

Tidur dengan sejumlah lelaki –

Kalau kau bertahan di sini

Kami akan menembakmu –

Barangkali ada di antara 12

Muridnya menggalang gerilya

Melawan Roma, Roma milikmu —

Di Roma kami menjunjung tinggi

Hak asasi, sehingga siapa belaka

Boleh beriman atau tak beriman –

Jadi kenapa kalian menangkapnya

Jika ia hanya rajin menjadi guru

Di berbagai madrasah dan asrama

Jalanan dan plaza dan kebun zaitun

Jika ia hanya berhujah tentang

Kerajaan damai untuk para jelata

Kenapa ia dianggap berbahaya? –

Rajamu sendiri yang membencinya

Sebab ia tak berasal dari puaknya

Rajamu mengira ia merancang kudeta

Sambil menampik para brahmana

Percayalah, kami hanya mencegah

Perang saudara di tanah airmu –

Tapi aku telah melihat kalian

Begitu ganas melecut tubuhnya

Dan memasang mahkota duri

dalam-dalam pada kepalanya –

Puan, sungguh kau terlalu kerap

Membaca isyarat dan nubuat

Sehingga matamu rabun sungguh

Tak sanggup melihat kerumun

Lebah di tampuk kembang kurma –

Lalu aku mendengar gemuruh

Regu tank merobohkan kampungku

Dan mendekat cepat ke arahku

Sehingga aku pun melepaskan

Gelung rambut dan gaun panjangku

Menyurungkan jasad murniku –

Janganlah mubazir, perempuan

Bacalah kitab undang-undang

Supaya kau tau supaya rakytamu

Jangan lagi dikelabui kaum brahmana

Jelajahi museum supaya negerimu

Jangan lagi dikendalikan kitab wahyu –

Jadi kalian telah memindahkan

Jenazahnya ke mausoleum nun di kota? –

Jasadmu sungguh menyilaukan

Dan kami terlalu haus melihatmu

Maka izinkan kami pergi segera

Menuju Kandahar atau Karbala

Demi mencegah perang saudara

Berikutnya, dan berikutnya –

Musim semi terlalu cepat tiba

Dan betapa aku lupa di mana

Kampung halamanku saat pasukan itu

Masuk ke lambung helikopter biru –

Selamat datang, perempuan

Percayalah, kami sangat bangga

Pada lelaki yang kaucari itu

Lelaki yang membuat kami

Mampu mencintaimu juga –

Dan menjelang badai senjakala

Hanya seorang pelukis di sisiku

Mengubah tiga tiang palang

Kosong, kosong menjulang

Bagimu belaka

Bagi-Mu belaka

(2009)

**********************

Sumber Puisi Buku Buli-Buli Lima Kaki, Nirwan Dewanto, Gramedia 2010 

ShareTweetSend
Next Post
Harapan – Sajak Karya Alexis Valdes untuk Paus Fransiskus

H a r a p a n - Sajak Alexis Valdes

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Kisah Sederhana Sarat Makna

Kisah Sederhana Sarat Makna

4 bulan ago
Teosofi, Sudut Pandang Ronggo Warsito, Syech Siti Jenar dan RM Sosro Kartono tentang Tuhan

Teosofi, Sudut Pandang Ronggo Warsito, Syech Siti Jenar dan RM Sosro Kartono tentang Tuhan

1 tahun ago

Popular News

  • “Leva”, “Knato” dan Harapan akan Belas Kasih Allah

    “Leva”, “Knato” dan Harapan akan Belas Kasih Allah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Newsletter

Beranda Negeri

Anda bisa berlangganan Artikel Kami di sini.
SUBSCRIBE

Category

  • BERITA
  • BIOGRAFI
  • BUMI MANUSIA
  • Featured
  • JADWAL
  • JELAJAH
  • KOLOM KHUSUS
  • LENSA
  • OPINI
  • PAPALELE ONLINE
  • PUISI
  • PUSTAKA
  • SASTRA
  • TEROPONG
  • UMUM

Site Links

  • Masuk
  • Feed entri
  • Feed komentar
  • WordPress.org

About Us

Beranda sebagai suatu tempat para penghuni rumah untuk duduk melepas lelah, bercerita dengan anggota keluarga ataupun tamu dan saudara. Karena itu pula media Baranda Negeri merupakan tempat bercerita kita dan siapa saja yang berkesempatan berkunjung ke website ini.

  • Redaksi & Kontak
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy

© 2023 BerandaNegeri.com - Morris by Gendis.

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL

© 2023 BerandaNegeri.com - Morris by Gendis.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In