Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar menilai, secara fungsi Perpustakaan DPR RI memiliki fungsi yang strategis. Tidak lagi hanya meningkatkan minat baca pegawai Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI, tapi juga berfungsi untuk berbagai kepentingan. Seperti kepentingan sejarah kedewanan, tugas akhir seperti skripsi, tesis ataupun disertasi, sehingga pemanfaatan dan penggunaan media sosial bagi pengelola perpustakaan juga digunakan untuk hal-hal yang lebih produktif lagi.
“Jadi, perpustakaan kita sebenarnya bukan dengan konteks minat baca dalam arti yang sederhana, tapi sudah ada kepentingan-kepentingan yang lebih luas lagi. Para peneliti yang ingin juga memberikan bahan berkaitan dengan keputusan-keputusan dewan. Jadi, perpustakaan kita ini sangat strategis fungsinya,” katanya usai membuka Seminar Perpustakaan DPR RI bertema “Pemanfaatan dan Kiat Penggunaan Medsos Bagi Pengelola Perpustakaan”, di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (2/12/2019).
Sementara, kaitan antara perpustakaan dan penggunaan media sosial, Indra menilai bahwa penggunaan media sosial juga seperti pisau bermata dua, dimana penggunaannya bisa positif, bisa juga negatif. Melalui perpustakaan ini Indra berharap, agar media sosial digunakan untuk hal-hal yang lebih produktif, positif, menghindari hoaks dan sejenisnya.
“Jadi perpustakaan ini menghindari berita negatif dan hoaks, menjelaskan juga misalnya media sosial yang ada di DPR ini bisa diakses untuk kepentingan-kepentingan yang lebih positif. Dan banyak juga orang-orang luar yang membutuhkan berbagai referensi mengenai sejarah kedewanan, baik kepentingan untuk penulisan, disertasi, dan penulisan-penulisan ilmiah lainnya, dan larinya ke Perpustakaan DPR RI,” katanya.
Indra menambahkan, medsos yang dimiliki sebuah lembaga mengalami perkembangan menjadi media promosi dan sosialisasi. Menurutnya itu menjadi tantangan untuk penyedia informasi di tengah kemajuan internet, khususnya perpustakaan. Oleh karenanya, gagasan meningkatkan literasi melalui medsos perlu dijadikan tujuan utama. “Tujuan utamanya memang literasi minat baca. Kita ingin literasi minat baca itu mengarah pada kekuatan data dan sumber berita sebagai pengetahuan dan bahan penulisan,” tuturnya.
Lebih lanjut Indra menambahkan, bagian dari semangat parlemen modern atau lembaga perwakilan modern ini nantinya masyarakat juga ingin tahu tentang produk-produk hukum di DPR RI. Ia berharap nanti segala hal yang ada di perpustakaan itu bisa diakses di masyarakat dengan baik, sehingga berbagai risalah-risalah dan keputusan-keputusan dewan itu diketahui masyarakat luas.
Seminar ini juga menghadirkan pembicara Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf Macan Efendi dan Editor Indonesiabaik.id Edy Supangat. Seminar dimoderatori oleh CEO Good News From Indonesia (GNFI) Wahyu Aji. Dengan dihadiri oleh sejumlah pegawai di lingkungan Setjen dan BK DPR RI, Forum Perpustakaan Khusus Indonesia, dan para Pengelola Perpustakaan Seluruh Indonesia yang diharapkan mampu menjadikan perpustakaan sebagai wadah untuk membentuk minat baca. (ndy,mg/sf)
Sumber : dpr.go.id
Foto Ilustrasi : Berandanegeri