Perkembangan peralatan digital dan akses akan informasi dalam bentuk digital menimbulkan tantangan serta peluang bagi para pustakawan dalam meningkatkan literasi minat baca masyarakat Bangsa Indonesia. Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi menilai, di era digitalisasi saat ini, para pusatakawan harus mampu mendorong minat baca masyarakat melalui pemanfaatan media sosial.
Menurut Dede, kreativitas dalam menyebarkan informasi melalui media sosial merupakan salah satu hal yang perlu dilakukan oleh pengelola perpustakaan. Hal itu ia ungkapkan usai menjadi narasumber dalam seminar yang bertema “Pemanfaatan dan Kita Pengguna Media Sosial Bagi Pengelola Perpustakaan” yang diselenggarakan Bidang Perpustakaan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI, di Ruang Abdul Muis, Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (2/12/2019). Seminar ini dibuka oleh Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar.
“Pustakawan harus keluar dari zona nyaman, harus ada terobosan serta inovasi yang dibuat dalam menyampaikan informasi yang dapat menarik minat baca masyarakat,” tutur politisi Partai Demokrat itu seraya mengatakan peningkatkan literasi masyarakat sejalan dengan visi Nawacita Jilid II Presiden Joko Widodo, yaitu meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Maka, peningkatan literasi ini harus dikuatkan melalui kebijakan.
Seminar ini juga menghadirkan Editor Indonesiabaik.id, Edy Supangat. Edypang, sapaan akrabnya menyampaikan bagaimana suatu informasi dikemas menarik agar isi pesannya sampai kepada khalayak. “Era digital saat ini, masyarakat lebih senang menerima informasi berbentuk visual, apalagi generasi milenial. Kita (lembaga negara) harus membuat konten yang menarik melalui pemanfaatan media sosial yang kita miliki,” ungkapnya.
Dijelaskan Edypank, gawai atau gadget adalah fenomena dasyat abad ini. Bahkan, bisa dikatakan gadget merupakan kebutuhkan keempat setelah pangan, papan dan sandang. Berdasarkan riset yang Indonesiabaik.id, dalam satu hari ada sekitar 2,5 milliar pesan yang tersebar, ada 5 juta video yang ditonton, serta seseorang mengecek gadget-nya mencapai 200 kali dalam satu hari. “Minat baca sangat rendah,” tandas Edypank.
Maka, lanjut Edypank, cara menarik perlu dilakukan dalam penyebaran informasi melalui visual content perlu dibuat dalam format video, komik, infografis, quotes, meme, foto beserta caption menarik, atau hal yang menyentuh emosi masyarakat. Sebagai lembaga negara, menurut Edypank, kecepatan menyebar informasi adalah bonus yang utama harus dilakukan dalam informasi yang di-publish. “Kita kan sering mendapatkan data, teks. Kita harus sampaikan informasi yang benar,” pesannya. (rnm/sf)
Sumber : dpr.go.id
Foto Ilustrasi : Berandanegeri