BNC,- Perpustakaan Nasional RI melalui Perpusnas Press menyelenggarakan pelatihan “Inkubator Literasi Pustaka Nasional” yang diikuti 15 pustakawan dan pengelola perpustakaan dari seluruh Indonesia. Para peserta tersebut merupakan peserta terpilih dari Kompetisi Menulis Pustaka Nasional yang diselenggarakan pada Februari-Maret lalu.
Pelatihan diselenggarakan pada Rabu (3/6/2020) secara daring via aplikasi telekonferensi. Kepala Biro Hukum dan Perencanaan Perpusnas Joko Santoso menyatakan “Inkubator Literasi Pustaka Nasional” merupakan ajang untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi dalam bidang kepenulisan. “Yang pada akhirnya akan melahirkan karya-karya yang dibukukan dan diterbitkan oleh Perpusnas Press,” ujarnya saat memberikan sambutan.
Joko Santoso menambahkan, persoalan kepenulisan, penerbitan, dan ketersediaan bahan bacaan di masyarakat Indonesia, bersifat lateral, bukan linier. Karenanya, harus diciptakan sebuah ekosistem yang saling menghidupi penulis, kepenulisan, termasuk pembuatan karya tulis baru dengan keunikan dan kepentingan serta manfaat tersendiri, yang didukung oleh penerbitan.
Saat ini, ujarnya, tercipta kondisi di mana penerbitan mainstream tidak hanya memandang kualitas tulisan tetapi juga diserap pasar dengan baik. Persoalan inilah yang menghambat dunia kepenulisan karena tidak semua buku yang berkualitas baik, laku di pasar.
“Nah dengan upaya ini harapan kita, kekurangan bacaan di Indonesia yang saat ini angkanya satu buku dibaca 30 ribu orang, itu segera bisa kita atasi dengan banyaknya karya-karya baru dari penulis-penulis baru. Yang kedua, upaya penerbitan ini sebuah upaya bersama yang tidak mungkin disandarkan pada kepentingan ekonomis semata,” urainya.
Melalui kegiatan yang diselenggarakan penerbit Perpusnas Press ini, beragam subyek termasuk bidang kepustakawanan, mudah didapat untuk kepentingan pengembangan perpustakaan di Indonesia. Selain itu, esai para peserta diharapkan bisa menggali kepustakawanan yang berbasis pada Indonesia. “Filosofi kepustakawanan Indonesia itu berbeda dengan filosofi kepustakawanan Barat. Nah inilah yang perlu kita gali dalam upaya penerbitan ini,” tuturnya.
Kegiatan “Inkubator Literasi Pustaka Nasional” diharapkan menjadi momentum dalam memulai tradisi baru yaitu menghidupkan iklim kepenulisan, merayakan pemikiran positif, pemikiran yang digali dari pengalaman yang ada di daerah. Semuanya didokumentasikan dalam terbitan sehingga masyarakat dapat menikmatinya.
Sementara itu, Kepala Subbagian Penerbitan Edi Wiyono menyatakan, rencananya pelatihan diselenggarakan secara tatap muka pada April 2020. Namun karena pandemi Covid-19, pelatihan diselenggarakan secara daring. Sebanyak 15 peserta yang terseleksi dimentor dan bekerjasama secara daring untuk menghasilkan sebuah buku.
Edi menambahkan, sebanyak 305 peserta mengikuti Kompetisi Menulis Pustaka Nasional yang mengangkat tema “Inovasi dan Kreativitas Pustakawan dalam Rangka Peningkatan Indeks Literasi untuk Mewujudkan SDM Unggul Menuju Indonesia Maju”. Kompetisi ini diikuti pustakawan dan pengelola perpustakaan dari seluruh Indonesia di mana sebanyak 37 orang dari Sumatera, 222 orang dari Jawa, 14 orang dari Kalimantan, 13 orang dari Bali dan NTT, 18 orang dari Sulawesi, dan 1 orang dari Maluku dan Papua.
Dalam pelatihan ini, para peserta mendapatkan bimbingan dari tim Bitread untuk memoles tulisannya. Selanjutnya, tulisan peserta dibukukan dan diterbitkan pada Juli 2020. Selain itu, tiga karya terbaik akan terpilih menjadi juara pertama, kedua, dan ketiga.(*Che)
Sumber www.perpusnas.go.id / Reportase: Hanna Meinita