• Redaksi & Kontak
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
Kamis, November 13, 2025
  • Login
No Result
View All Result
Beranda Negeri
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL
No Result
View All Result
Beranda Negeri
No Result
View All Result
Home BIOGRAFI

Sekilas Tentang Perempuan – Perempuan Hebat Pada Masa Klasik Nusantara

by Redaksi
Juni 4, 2020
in BIOGRAFI
0
Sekilas Tentang Perempuan – Perempuan Hebat Pada Masa Klasik Nusantara
0
SHARES
8
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Hampir seluruh dunia kini paham, jika perempuan merupakan bagian dari roda pergerakan zaman, dan banyak perempuan yang menorehkan namanya dalam sejarah. Pandangan terhadap permpuan kini mungkin sedikit berubah. Pada masa lalu, bahkan mungkin masih terjadi pada masa kini, perempuan dinilai sebagai makhluk lemah, inferior, dan sebagainya. Kartini menjadi tonggak perjuangan kaum perempuan di Indonesia, walaupun fakta sejarah mencatat banyak pejuang pejuang perempuan jauh sebelum kartini.

Banyak nama pejuang perempuan di Indonesia perlahan mulai terangkat sejarahnya, semisal Dewi Sartika, Malahayati, Maramis dan sebagainya, namun masih sedikit yang kurang mengenal para perempuan hebat dari masa Klasik Nusantara (Hindu – Budha) jauh sebelum nama Indonesia dikenal, berikut adalah ulasannya:

  1. Ratu Shima dari Kerajaan Kaliŋga

Walaupun banyak bercampur kisah mitos, kisah penguasa kerajaan kalingga sekitar 674-732 M memiliki banyak sumber sejarah. Ratu Shima yeng bergelar Sri Maharani Mahissasuramardini Satyaputikeswara, merupakan ratu yang sangat adil, hingga berita Cina menyebutkan sampai sampai tidak ada satupun yang berani menyentuh pundi pundi emas yang terjatuh di jalan. Ratu Shima juga kelak merupakan nenek dari pendiri wangsa Sanjaya.

  1. Pramodawardhani dari Kerajaan Mdaŋ

Sosok Pramodawardhani sebenarnya sudah disinggung dalam prasasti Kayumwungan dalam peresmiannya pada bangunan yang disibut Jinalaya yang bertingkat-tingkat (yang pada akhirnya ditafsirkan sebagai borobudur). Pramodawardani merupakan putri mahkota wangsa Çailendra, pada akhirnya ia menikah dengan Rakai Pikatan yang beragama Hindu, namun dengan adilnya pada kerajaan Mdaŋ ada dua agama yang hidup berdampingan dan bahkan memiliki candi yang besar yakni Hindu Pada Candi Prambanan (Agama Rakai Pikatan) dan Buddha Pada Candi Sewu (Agama Pramodawardhani).

  1. Tribhuwanatunggadewi dari Kerajaan Majapahit

Gayatri adalah Istri yang tersisa dari Raden Wijaya. Ketika Suaminya mangkat Gayatri seharusnya memegang tahta atas Raden Wijaya, sayangnya ia tidak mau dan memilih menjadi petapa. Tribhuwanatunggadewi adalah satu satunya anak Gayatri, pada akhirnya dia yang terpilih menggantikan ibunya memimpin Majapahit dengan gelar Sri Tribhuwanottunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani. Pada masa kepemimpinan Tribhuwanatunggadewi Majapahit mengalami awal masa kejayaan dengan melakukan perluasan kekuasaan yang merupakan sumpah Palapa. Pada masanya Majapahit berhasil menaklukkan Sumatera dan Bali. Tribhuwanatunggadewi memerintah dari tahun 1328 hingga tahun 1351. Tribhuwanatunggadewi merupakan ibu dari Hayam Wuruk.

  1. Suhita dari Kerajaan Majapahit

Menjelang keruntuhan Majapahit, tercatat ada Permaisuri yang gigih menumpas pemberontakan, ia bernama Suhita. Tidak begitu jelas perihal asal usul Suhita, karena ia hanya diceritakan menjelang perang Paregreg. Saking terkenalnya Suhita disebut dalam kronik Cina di Kuil Sam Po Kong dengan ejaan Su King Ta.

Penulis: Indra Eka Widya Jaya.

Sumber:

Poesponegoro, M.D., Notosusanto, N. (editor utama). Sejarah Nasional Indonesia. Edisi ke-4. Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka, 1990.

Slamet Muljana. Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara, 1979.

Sumber : kebudayaan.kemdikbud.go.id

ShareTweetSend
Next Post
Butet Manurung, Sebuah Kisah Kartini Muda Indonesia

Butet Manurung, Sebuah Kisah Kartini Muda Indonesia

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Kepergian Seorang ”Mesias”

Kepergian Seorang ”Mesias”

2 tahun ago

Bukit Wokonggoro menjadi Cerita Kehidupan Sepanjang Masa (Bagian Pertama)

5 tahun ago

Popular News

    Newsletter

    Beranda Negeri

    Anda bisa berlangganan Artikel Kami di sini.
    SUBSCRIBE

    Category

    • BERITA
    • BIOGRAFI
    • BUMI MANUSIA
    • Featured
    • JADWAL
    • JELAJAH
    • KOLOM KHUSUS
    • LENSA
    • OPINI
    • PAPALELE ONLINE
    • PUISI
    • PUSTAKA
    • SASTRA
    • TEROPONG
    • UMUM

    Site Links

    • Masuk
    • Feed entri
    • Feed komentar
    • WordPress.org

    About Us

    Beranda sebagai suatu tempat para penghuni rumah untuk duduk melepas lelah, bercerita dengan anggota keluarga ataupun tamu dan saudara. Karena itu pula media Baranda Negeri merupakan tempat bercerita kita dan siapa saja yang berkesempatan berkunjung ke website ini.

    • Redaksi & Kontak
    • Tentang Kami
    • Privacy Policy

    © 2023 BerandaNegeri.com - Morris by Gendis.

    No Result
    View All Result
    • HOME
    • BERITA
    • JELAJAH
    • BUMI MANUSIA
    • BIOGRAFI
    • OPINI
    • KOLOM
    • SASTRA
    • Lainnya
      • TEROPONG
      • PUSTAKA
      • PAPALELE ONLINE
      • LENSA
      • JADWAL

    © 2023 BerandaNegeri.com - Morris by Gendis.

    Welcome Back!

    Login to your account below

    Forgotten Password?

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In