• Redaksi & Kontak
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
Kamis, November 13, 2025
  • Login
No Result
View All Result
Beranda Negeri
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL
No Result
View All Result
Beranda Negeri
No Result
View All Result
Home BERITA

Pustakawan Ditantang Lebih Eksis Berikan Informasi

by Redaksi
Juli 11, 2020
in BERITA
0
Pustakawan Ditantang Lebih Eksis Berikan Informasi
0
SHARES
1
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

BNC,- Pesatnya teknologi  tentunya memudahkan terjadinya diseminasi informasi. Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando, secara khusus menantang para pustawakan untuk berani menuliskan ide-ide serta gagasannya melalui berbagai media, termasuk media sosial. Kongres di Ciawi pada 1973 membawa pesan penting bahwa kata pustakawan merupakan simbol persatuan untuk membangun perpustakaan ke arah lebih maju.

Hal tersebut disampaikan Kepala Perpusnas saat memberikan arahan pada Peringatan Hari Pustawakan, dan Ulang Tahun ke-47 organisasi Ikatan Pustawakan Indonesia (IPI) sekaligus Seminar Internasional Kepustakawanan yang digelar secara Webinar di Jakarta, Selasa, (7/7).

Bahkan, jauh sebelum Kongres Ciawi, Presiden Soekarno pada 1959, disebut-sebut telah meletakkan dasar-dasar pentingnya perpustakaan umum. “Namun, ini masih perlu dikaji, ditelaah dan dibahas oleh para pustakawan,” imbuh Syarif Bando. 

Keberadaan pustakawan di Indonesia diakui memang belum mencukupi jumlah ideal. Tetapi, kondisi ini jangan sampai juga menjadi sebuah paradoks. Di satu sisi mengeluhkan tentang kurangnya tenaga pustakawan, namun di sisi lain lain pustakawan kurang mengambil peran strategis dalam pembangunan.

Banyak informasi yang bisa dikemas oleh para pustakawan agar menjadi pengetahuan yang menarik. Kepala Perpusnas mencontohkan bagaimana negara Tiongkok menulis sejarah tentang “Jalur Sutera” yang mahsyur. Indonesia harusnya tidak boleh kalah, karena di masa lalu, Nusantara dikenal sebagai salah satu negara kaya penghasil rempah-rempah, seperti lada, pala, cengkeh, dan sebagainya. 

Pustakawan bisa mengkaji bagaimana bangsa Eropa bersusah payah mendapatkan rempah-rempah. Bahkan, tidak jarang mereka meraihnya dengan cara adu senjata. Kajian tentang Nusantara sebagai jalur rempah dunia bisa mengimbangi informasi tentang Jalur Sutera Tiongkok.

“Ini pentingnya mempelajari sejarah masa lalu agar bisa mengukur lompatan masa depan,” urai Syarif Bando.

Selain itu, Kepala Perpusnas juga menyoroti sejumlah program yang belum sempurna dijalankan oleh kepengurusan IPI, seperti membentuk kepengurusan IPI di tingkat kabupaten/kota, membentuk tim penilai di lembaga atau mitra, mengambil bagian diklat asesor dan mengambil bagian tentang standar perpustakaan yang ada. Syarif Bando juga berharap IPI dapat membuat road map pembinaan untuk pengembangan perpustakaan di Indonesia.

Kepala Perpusnas berpesan agar pustakawan jangan terjebak dengan kegiatan-kegiatan seremonial tetapi minim aksi di lapangan. Padahal, banyak hal yang bisa diciptakan pustakawan seperti tutorial menaikkan partisipasi kegemaran membaca, pentingnya membaca, inklusi sosial, dan sebagainya.

“Dunia berubah dengan informasi. Dan simbol informasi salah satunya adalah perpustakaan. Siapa yang tidak cinta dengan perpustakaan. Dan saya ingin pustakawan bisa eksis berselancar memberikan informasi dengan menggunakan teknologi,” tambah Syarif Bando.

Sumber : perpusnas.go.id

ShareTweetSend
Next Post
Air Terjun Lodovavo, Pesona Wisata Unggulan yang Masih Terpenjara

Air Terjun Lodovavo, Pesona Wisata Unggulan yang Masih Terpenjara

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Mengasah ‘Listening Skill’ menuju Peran sebagai ‘Meaning Maker’

Mengasah ‘Listening Skill’ menuju Peran sebagai ‘Meaning Maker’

5 tahun ago
Kecap, Sebuah Kuliner Akulturasi Budaya

Kecap, Sebuah Kuliner Akulturasi Budaya

5 tahun ago

Popular News

    Newsletter

    Beranda Negeri

    Anda bisa berlangganan Artikel Kami di sini.
    SUBSCRIBE

    Category

    • BERITA
    • BIOGRAFI
    • BUMI MANUSIA
    • Featured
    • JADWAL
    • JELAJAH
    • KOLOM KHUSUS
    • LENSA
    • OPINI
    • PAPALELE ONLINE
    • PUISI
    • PUSTAKA
    • SASTRA
    • TEROPONG
    • UMUM

    Site Links

    • Masuk
    • Feed entri
    • Feed komentar
    • WordPress.org

    About Us

    Beranda sebagai suatu tempat para penghuni rumah untuk duduk melepas lelah, bercerita dengan anggota keluarga ataupun tamu dan saudara. Karena itu pula media Baranda Negeri merupakan tempat bercerita kita dan siapa saja yang berkesempatan berkunjung ke website ini.

    • Redaksi & Kontak
    • Tentang Kami
    • Privacy Policy

    © 2023 BerandaNegeri.com - Morris by Gendis.

    No Result
    View All Result
    • HOME
    • BERITA
    • JELAJAH
    • BUMI MANUSIA
    • BIOGRAFI
    • OPINI
    • KOLOM
    • SASTRA
    • Lainnya
      • TEROPONG
      • PUSTAKA
      • PAPALELE ONLINE
      • LENSA
      • JADWAL

    © 2023 BerandaNegeri.com - Morris by Gendis.

    Welcome Back!

    Login to your account below

    Forgotten Password?

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In