• Redaksi & Kontak
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
Minggu, Mei 25, 2025
  • Login
No Result
View All Result
Beranda Negeri
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL
No Result
View All Result
Beranda Negeri
No Result
View All Result
Home BERITA

Perundingan Tapal Batas Kabupaten Nabire dan Dogiyai Buntuh

by Redaksi
April 11, 2021
in BERITA
0
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Moanemani – BUPATI Kabupaten Dogiyai Yakobus Dumupa mengemukakan, perundingan tapal batas antara Pemerintah Kabupaten Dogiyai dan Nabire, Papua mengalami jalan buntuh alias deadlock. Perundingan yang melibatkan sejumlah pihak baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi Papua tersebut dilakukan secara langsung maupun virtual melalui zoom meeting itu berlangsung di ruang rapat Hotel Novotel Mangga Dua Square Jakarta, Selasa (6/4 2021) lalu.

“Selaku Bupati Dogiyai saya menolak tapal batas antara Kabupaten Dogiyai dan Nabire. Oleh karena belum ada kata sepakat, kampung-kampung di wilayah Degeuwo seperti kampung Ugida, Tibai, Mabou, dan Epomani masih dalam sengketa antara Nabire dan Dogiyai. Meski, secara de jure dan de facto Degeuwo berada dalam wilayah Nabire,” ujar Bupati Yakobus dalam keterangan yang diterima dari Moanemani, kota Kabupaten Dogiyai, Sabtu (10/4 2021).

Perundingan tapal batas antara Pemerintah Kabupaten Dogiyai dan Nabire yang berlangsung di hotel Novotel Mangga Dua Square Jakarta, jelas Yakobus, dihadiri juga pihak Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Papua. Para pihak itu antara lain Tim Penegasan Batas Daerah (PBD) Nabire, Tim PBD Dogiyai, Pemerintah Provinsi Papua, Direktorat Topografi TNI Angkatan Darat, Badan Informasi Geospasial (BIG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Biro Hukum Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri), dan Direkotrat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri.

Menurut mantan anggota Majelis Rakyat Papua ini, pertemuan antara pihak Pemerintah Dogiyai dan Nabire mengalami jalan buntuh terkait tapal batas Dogiyai dan Nabire di wilayah Degeuwo. “Saya menolak tapal batas Dogiyai dan Nabire di wilayah Degeuwo. Saya langsung memerintahkan Kepala Bagian Tata Pemerintahan Dogiyai, Pak Lukas Wakei untuk tidak menandatangani berita acara penegasan tapal batas. Perlu dilakukan perundingan ulang kedua belah pihak di waktu mendatang,” kata Yakobus.

Oleh karena belum menemui kata sepakat terkait tapal batas dua kabupaten “kakak-beradik”, jelas Yakobus, ada sejumlah langkah yang ditempuh bersama. Pertama, tapal batas wilayah pemerintahan antara Dogiyai dan Nabire terdahulu, dinyatakan masih tetap berlaku. Kedua, Pemerintah Provinsi Papua diminta pihak Kemendagri memfasilitasi penyelesaian penegasan tapal batas wilayah Dogiyai dan Nabire. Ketiga, hasil penyelesaian penegasan tapal batas dua belah pihak yang sudah disepakati agar dilaporkan kepada Kemendagri.

Pada bagian lain, menurut Yakobus, alasan penolakan penegasan tapal batas sesuai aspirasi masyarakat sejumlah desa/kampung di wilayah Degeuwo. Masyarakat di wilayah ini seperti kampung Ugida, Tibai, Mabou, dan Epomani menghendaki keluar dari Nabire dan bergabung di Dogiyai. “Kampung-kampung ini sangat jauh dari Nabire dan kesulitan dalam aspek pelayanan pemerintahan dan pembangunan. Sedang jarak ke Dogiyai lebih dekat. Dari aspek kekerabatan sosial dan wilayah adat, Degeuwo masuk wilayah Dogiyai. Masyarakat wilayah ini merupakan bagian tak terpisahkan satu sama lain,” kata Yakobus.

*******************

ShareTweetSend
Next Post

Korban Badai Siklon: Suara dari Wailolong

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

CANGIK DAN LIMBUK – Analisis Penokohan dalam Konteks Imajinasi Naratif Martha Nussbaum sebagai Peran Partisipasi dan Kesetaraan Perempuan dalam Pewayangan Nusantara dan Relevansinya Hingga Saat Ini

3 tahun ago
New Normal, Momentum Transformasi Sosial Budaya

New Normal, Momentum Transformasi Sosial Budaya

5 tahun ago

Popular News

  • “Leva”, “Knato” dan Harapan akan Belas Kasih Allah

    “Leva”, “Knato” dan Harapan akan Belas Kasih Allah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Newsletter

Beranda Negeri

Anda bisa berlangganan Artikel Kami di sini.
SUBSCRIBE

Category

  • BERITA
  • BIOGRAFI
  • BUMI MANUSIA
  • Featured
  • JADWAL
  • JELAJAH
  • KOLOM KHUSUS
  • LENSA
  • OPINI
  • PAPALELE ONLINE
  • PUISI
  • PUSTAKA
  • SASTRA
  • TEROPONG
  • UMUM

Site Links

  • Masuk
  • Feed entri
  • Feed komentar
  • WordPress.org

About Us

Beranda sebagai suatu tempat para penghuni rumah untuk duduk melepas lelah, bercerita dengan anggota keluarga ataupun tamu dan saudara. Karena itu pula media Baranda Negeri merupakan tempat bercerita kita dan siapa saja yang berkesempatan berkunjung ke website ini.

  • Redaksi & Kontak
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy

© 2023 BerandaNegeri.com - Morris by Gendis.

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL

© 2023 BerandaNegeri.com - Morris by Gendis.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In