Maumere Berandanegeri.com – Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Samsul Widodo menyebutkan Sistem Irigasi Tetes (Drip Irrigation System) yang dikembangkan oleh salah satu petani milenial di Kabupaten Sikka, Yance Maring, merupakan hal yang sangat baik dan bisa menjadi sebuah solusi untuk Pertanian di Provinsi NTT.
“Yang paling penting buat saya, bukan tentang teknologinya tetapi bisa digerakan oleh anak muda. Sehingga harapan kami, ini adalah sebuah kebangkitan anak-anak muda di NTT khususnya di bidang pertanian. Apalagi ada teknologinya juga, jadi biasanya mereka akan lebih menikmati jikalau ada teknologi, ketimbang harus mencangkul dan juga menyiramnya dengan tangan,” tutur Samsul Widodo usai melakukan diskusi bersama Yance Maring di aula Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Senin (26/4/2021).
Dikatakan Samsul Widodo pada awalnya dirinya menginjakan kakinya di NTT dengan tujuan untuk mengeksplor vanili. Karena menurutnya, ada dua kabupaten yang memiliki produksi vanili cukup besar yakni, Sikka dan Ngada. Tetapi dirinya juga akhirnya mendapatkan informasi bahwa adanya Drip Irrigation System di Kabupaten Sikka.
“Saya memang sejak dulu selalu tertarik dengan NTT, jadi banyak hal yang perlu kita eksplor di sini dan bagaimana mengembangkan bisnis di wilayah ini seperti Drip Irrigation System. Sehingga teknologi ini wajib dan harus kita dukung bersama,” katanya.
Widodo menambahkan, hari ini pihaknya juga kembali lagi mengunjungi kebun irigasi tetes milik Yance Maring dan berdiskusi dengannya. Sementara, (Selasa, 27 April 2021), pihak dari Kemenko Perekonomian bersama tenaga ahli juga akan mengunjungi dan agar bisa mengeksplor lebih jauh lagi tentang lahan irigasi tetes tersebut.
Menurut Widodo, kegiatan ini akan dilakukan pihaknya secara bertahap sehingga dapat menemukan sebuah model bisnis yang pas untuk Yance Maring. Dengan harapan bahwa, Yance bisa menjadi sebesar apa dan bagaimana caranya.
“Jadi, besok Tim Kemenko Perekonomian dengan tenaga ahli juga akan datang dan berbicara lebih kepada bagaimana mengembangkan pasar. Kita juga akan undang beberapa pihak yang mempunyai bisnis sejenis, sehingga mereka bisa berbagi pengamalan bersama Yance,” terangnya.
Terkait minimnya perhatian dari pemerintah terhadap Drip Irrigation System yang dikembangkan oleh Yance saat ini, dirinya mengatakan, “jikalau kita ingin terjun ke dunia bisnis, kita tidak boleh bergantung kepada pemerintah. Namun bisnis itu harus tetap kita jalani, ada atau tanpa dukungan dari pemerintah.
“Tetapi kami juga akan mendukungnya dengan tenaga ahli untuk bisa mengembangkan bisnis mereka, mengembangkan jaringan mereka dan menghubungkan mereka dengan pasar. Jadi, realnya itu yang akan kami lakukan,” jelasnya.
Widodo juga mengomentari mengenai adanya sebuah solusi terhadap Yance Maring untuk pengembangan usaha kedepannya nanti. Disampaikannya, saat ini pihaknya belum mempunyai formula yang pas untuk melakukan pengembangan usaha Yance Maring karena harus dilakukan secara bertahap.
“Menurut tim dari FishOn tadi, proses itu biasanya dua tahun. Sehingga dicek, dipraktekin, dicek lagi, dibenarin dan sebagainya. Jadi bukan Yance langsung jadi besar, tidak demikian. Ini kan masih dalam taraf mengeksplor, sebenarnya maunya apa dan kedepannya sebaiknya seperti apa,” ungkapnya.
Sementara itu, Ines Handayani, Tim Program Transformasi Digital Kemendes PDTT mengungkapkan bahwa, Yance Maring juga sangat luar biasa karena sudah memulai merintis Smart Farming. Karena pada umumnya, isu di NTT dan juga sebagian besar wilayah Indonesia Timur adalah air sehingga Smart Farming bisa menjadi sebuah solusi yang baik.
Lanjut Ines, isu ketahanan pangan, gizi, stunting dan yang lainnya juga demikian. Yang mana, harus diperkuat dari sisi produksi pertanian, tetapi kembali kepada bagaimana kita bisa mengatasi keterbatasan air dan lain-lain.
“Jadi, Yance sebagai founder harus yakin dengan cita-citanya, dia juga harus banyak belajar, banyak networking. Dan ada baiknya pemerintah daerah juga, memberikan perhatian terhadap apa yang dia lakukan selama ini,” terangnya.
Dirinya pun berharap agar ide-ide anak muda di NTT perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, dan jangan membiarkan mereka berjalan sendiri.
“Analoginya seperti kita sedang menyemai bibit maka harus memberikan perhatian yang cukup, perlu nutrisi dan juga air. Tidak bisa dia dibiarkan tumbuh harus bersaing dengan rumput liar. Jadi jangan biarkan Yance berjalan sendiri,”tuturnya. (Atiks)