Oleh Oa Chella Tukan
Siswa Kelas VI SD Marsudirini – Jakarta Timur
Sudah hampir sebulan Oa libur di Larantuka. Sudah kemana-mana tapi baru Selasa, 4 Mei 2021, Oa pergi melihat dari dekat Pulau Waibalun. Pulau Waibalun terletak di kelurahan Waibalun- Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Di Jakarta, Oa sempat nonton Yutube yang meceritrakan pulau ini. Entah siapa yang buat. Lupa. Pokoknya KEREN de. Jadi penasaran sekali waktu bisa lihat sendiri pulau ini.
Sebelum berangkat, sehari sebelumnya, kaka-kaka Oa, sudah buat rencana ke Pulau Waibalun. Kebetulan hari Selasa, 4 Mei 2021, bertepatan dengan acara nikahan famili Bapa di Waibalun. Kata kaka-kaka, setelah dari pulau Waibalun siang, sorenya kita mampir di acara pernikahan, biar sekalian jalan.
Hari Selasa, pagi-pagi kami sudah bersiap-siap pergi. Dari rumah, kami ada empat orang, yakni Oa, kaka Chelin, Kaka Oa dan Kaka Oni. Kaka Oa itu sepupuku. Di rumah dipanggil Oa juga. Jadi kita panggil Kaka Oa.
Kami berangkat ke Waibalun. Di Waibalun kami bertemu dengan Kak Titin, teman Kaka Oa. Kami bersama pergi ke pulau Waibalun dengan menumpang perahu motor yang biasa mengantar orang-orang pergi-pulang pulau itu. Berapa ongkosnya? Oa ga ngerti. Kaka Oa yang mengatur semuanya. Tapi sebelum berangkat kita mampir di warung beli makanan kacang buat bekal di jalan.
Sampai ke Pulau Waibalun, saat mau foto-foto dan mau naik ke atas bukit, kita lihat ada Kera. Pertama satu ekor, tapi lama-lama banyak. Kita takut dan akhirnya memutuskan untuk tidak naik ke bukit, tapi hanya foto foto aja di bawah.
Selang 15 menit kita foto, ada kera bapa bapa, tidak besar tapi juga tidak kecil, melintas sekitar kita. Dia kayak liatin kita terus. Untung kita udah beli kacang, sehingga makanan itu sebagian kita kasih ke kera itu.
Kita lanjutin foto lagi sambil main laut nya. Bagus banget tempatnya. Tapi tiba tiba ada satu kera lagi datang. Dia datang lewat kolong jembatan tempat perahu yang mengantar kita tadi berhenti . Sepertinya kera itu mau sembunyi di bawah kolong sambil liat liat kita.
Kita lanjut foto lagi. Tapi tanpa kita tahu, kera yang bersembunyi itu sepertinya panggil kera yang lain. Tiba tiba ada sekitar 7 kera yang menghampiri kita. Ya udah, kita kasih makan dengan kacang yang masih sisa.
Kera kera itu seperti sedang lapar. Mereka makan kacang kacang itu begitu cepatnya. Setelah kacang-kacang itu habis, terus mereka pergi.
Dari kejauhan terlihat kera nya kayak nunjukin gigi taring mereka. Kera-kera yang tadi makan kacang ternyata tidak hanya mereka. Mulai datang makin banyak kera yang bergabung.
Kera yang baru datang ini keliahatan berani berani dan ganas. Mereka menghampiri kita dan mau menerkam kita. Oa takut, Cheline, Kaka Oa, Kak Oni takut tapi kata kak Oa kita kalem aja
Abis itu kita duduk beristirahat di salah satu pojok jembatan. Kera kera itu terus minta makan ke kita. Mereka mengepung kita. Kita kewalahan menghadapi mereka. Salah satu cara, kita harus meninggalkan tempat ini.
Kak Titin mulai angkat telpon dan menelpon orang yang punya kapal yang tadi mengantar kita ke pulau ini. Kaka Titin minta agar bapa itu datang kembali menjemput kita.
Sambil tunggu kapal datang, Ka Titin itu ngomong pake bahasa Waibalun kepada kera kera itu. Kera itu sepertinya mengerti. Kera-kera itu langsung mundur pelan pelan. Tidak lama, saat kita lihat ke belakang udah ga ada mereka. Mereka sudah naik ke pohon
Di atas pohon, kera kera itu kayak teriak gitu. Mereka tunjuk lagi gigi mereka. Walau jauh, kita juga takut. Tapi kita tidak boleh bergerak, karena kalau kita bergerak, mereka mendekat lagi.
Kapal nya datang. abis itu kita turun mau ke kapal. Kera itu pun melompat dari ranting pohon, membuntuti kita. Kera-kera berdiri di ujung jembatan, saat kita di atas perahu motor. Kera-kera terus liatin kita sambil terus teriak teriak gitu.
Wah, pokonya seru d. Oa mau ke pulau itu lagi, kalau kaka-kaka tidak sibuk untuk mengantarnya.
sampai jumpa.