T u h a n dalam S a j a k C i n t a
Telah beribu kali
kutarik garis nasib pada telapak tangan
sembari menyusun sajak bernama kehidupan
Sajakku kemudian beranak pinak
di malam-malam ia terbangun dan berjaga sampai subuh
membunuh embun
berharap melihat tangan siapa yang menyediakannya
Ketika senja sebelum lelap
sambil memikirkan bulan dan mentari beralih tugas
seperti anak kecil
ia merapal doa syukur
sambil terus mengira-ngira
kalau-kalau Engkau datang di saat-saat lelap
Tuhan
Masih berapa lama lagi
aku terkantuk-kantuk
mempelajari Engkau dalam buku-buku sejarah
juga dalam kitab suci
dalam dongeng juga dalam kemelut
Aku hanya ingin meminta
anak-anak puisiku tumpah di pagi subuh
berhamburan bagai burung gereja
Bawalah sajak-sajakku di mana orang menangis
menadai ribuan hujan air mata
menyematkan harapan walau kegetiran
memalingkan mereka dari-Mu
Aku ingin Engkau saja yang meredakan angin
jika kepak sayapku terasa letih
Tuhan Engkau teramat kuat
dari apapun yang sanggup ciptakan cinta
tak jua anggur yang candu
seperti pencuri yang datang tengah malam
lalu mencabut doa dari harapan
memisahkan Engkau dari kami
Sampai segala waktu yang ada
terkikis detik
di pelataran senja kupuja Engkau dalam hening
Kutangkap wajah-Mu
dalam kertas puisi yang kuyup
(Jakarta, 2020)
————————————————–
P e r t e m u a n
Setelah hujan sore ini
detak waktu semakin terkikis
ada harapan yang terus menguncup
sedangkan cinta sedang mekar-mekarnya
semerbak ketawa ke sana ke mari
semesta maha indah
seindah perjumpaan senja ini
(Tanjung Priok, 15 Mei 2019)
*Sumber Buku Puisi Tuhan dalam Sajak Cinta, Penerbit Tankali 2021
*Helena Lose Beraf, lahir di Lewoleba-Lembata, 26 Juli 1994.
Helen adalah seorang Bidan yang menyukai
dunia Sastra dan Jurnalistik. Karya Tulisnya Pernah Mendapat Juara 1 Kategori Pelajar SMA yang Diadakan oleh Pos Kupang.
Tuhan dalam Sajak Cinta adalah Buku Puisi Pettamanya.