• Redaksi & Kontak
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
Rabu, Mei 14, 2025
  • Login
No Result
View All Result
Beranda Negeri
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL
No Result
View All Result
Beranda Negeri
No Result
View All Result
Home Featured

Dongeng tentang Cinta

by Redaksi
Agustus 2, 2022
in Featured
1
Dongeng  tentang  Cinta
0
SHARES
9
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Oleh Paulo Coelho

 

Maria Emilia Voss, seorang penziarah ke Santiago, menceritakan kisah berikut ini:

Pada Zaman Cina kuno, sekitar tahun 250 SM, seorang pangeran dari wilayah Thing-Zda akan dinobatkan sebagai kaisar; akan tetapi, sesuai hukum yang berlaku, dia harus menikah terlebih dahulu.

Ini berarti sang pangeran mesti memilih calon ratu, dan dia harus menemukan gadis yang dapat dipercaya sepenuhnya. Atas nasihat seorang bijak, sang pangeran memutuskan untuk memanggil semua perempuan muda di wilayah itu, dan mencari calon yang paling pantas diantara mereka.

Berita-berita tentang persiapan untuk acara tersebut sampai di telinga seorang perempuan tua yang sudah bertahun-tahun mengabdi di istana; perempuan tua ini menjadi sangat sedih, sebab anak perempuannya diam-diam menaruh hati kepada sang pangeran.

Sesampainya di rumah, si perempuan memberitahukan hal ini kepada anak perempuannya, dan betapa kagetnya dia ketika gadis itu mengatakan akan berangkat ke istana.

Perempuan tua itu sangat cemas.

“Tetapi, anakku, apa yang kau lakukan disana? Semua gadis yang paling kaya dan paling cantik akan hadir. Niatmu sungguh berlebihan! Aku tahu kau tentu sangat menderita, tetapi janganlah penderitaan ini membuatmu kehilangan akal sehat.”

“Dan anak perempuannya menjawab:

“Ibuku tercinta, aku tidak menderita dan aku juga tidak kehilangan akal sehatku. Aku tahu aku tidak akan terpilih, tetapi ini satu-satunya kesempatanku untuk, setidaknya, berada di dekat sang pangeran, walau hanya beberapa saat saja, dan ini sudah cukup membuatku bahagia, meskipun aku tahu nasibku tidak akan seberuntung itu.”

Malam itu, si gadis pun sampai di istana. Semua gadis yang paling cantik juga sudah hadir, dengan mengenakan pakaian dan perhiasan yang indah-indah; semuanya siap melakukan apa pun, asalkan bisa meraih kesempatan yang ditawarkan.

Dengan didampingi para anggota istana, sang pangeran mengumumkan sebuah tantangan.

“Aku akan memberikan sebutir benih kepada kalian masing-masing. Dalam waktu enam bulan, gadis yang membawakan bunga paling indah, akan menjadi calon ratu Cina.”

Gadis itu membawa pulang benih yang diberikan kepadanya dan menanamnya disebuah pot. Berhubung dia tidak terlalu mahir berkebun, dia pun menyiapkan tanahnya dengan penuh kesabaran dan kelembutan, sebab dia percaya kalau bunga-bunganya tumbuh sebesar cintanya, maka dia tak perlu khawatir tentang hasilnya.

Tiga bulan berlalu dan tidak ada satu tunas pun yang muncul. Gadis itu mencoba berbagai cara; dia bertanya kepada para petani dan tukang kebun, dan mereka menunjukkan berbagai metode pembudidayaan kepadanya, tetapi semua tak ada hasilnya. Makin hari dia merasa impiannya makin jauh dari jangkauan, walaupun cintanya masih tetap berkobar seperti sebelumnya.

Akhirnya masa enam bulan pun berakhir, dan tetap saja benih yang ditanamnya tidak menumbuhkan apa pun. Meski tidak  bisa menunjukkan hasil apa-apa, dia tahu bahwa dia telah berusaha keras dengan sepenuh hati selama masa-masa tersebut; maka dikatakannya kepada ibunya bahwa dia akan kembali ke istana pada tanggal dan jam yang telah ditentukan. Dan di dalam istana, dia tahu bahwa perjumpaan dengan pangeran akan menjadi perjumpaan terakhirnya dengan cinta sejatinya, dan biar bagaimanapun dia tidak tahu mau kehilangan kesempatan ini.

Tibalah hari yang telah ditentukan itu. Si gadis datang dengan membawa pot-nya yang tidak berisi tanaman; dia melihat calon-calon lainnya telah datang dengan membawa hasil yang luar biasa; semua gadis seolah berlomba-lomba membawa bunga yang paling indah, dalam berbagai rupa dan warna.

Akhirnya tibalah saat yang ditunggu-tunggu. Sang pangeran memasuki ruangan  dan mengamati setiap calon dengan seksama dan penuh perhatian. Setelah mengamati mereka semua, dia mengumumkan hasilnya dan memilih anak perempuan si pelayan sebagai istri barunya.

Gadis-gadis lain yang hadir di sana mulai memprotes, sebab sang pangeran memilih satu-satunya gadis yang tidak membawa hasil apa-apa.

Dengan tenang Sang Pangeran menjelaskan rahasia di balik tantangan yang diumumkannya.

“Gadis ini adalah satu-satunya yang menanam bunga yang membuat dia layak menjadi seorang ratu, yakni bunga kejujuran. Semua benih yang kubagikan itu steril dan tidak mungkin bisa menumbuhkan apa pun.”

———————————————————————————————

Sumber dari Buku Paulo Coelho  ‘Seperti Sungai yang Mengalir’

 

 

ShareTweetSend
Next Post
Homo  Digitalis

Homo Digitalis

Comments 1

  1. Pedrosa says:
    3 tahun ago

    Kisah yg sangat inspiratif

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Menemani Remaja dalam Proses Belajar Mengajar

3 tahun ago

Danlanal Maumere Apresiasi Kerja Panitia Penerimaan Tamtama Gelombang 1 Tahun Anggaran 2021 Panda Lanal Maumere

4 tahun ago

Popular News

  • “Leva”, “Knato” dan Harapan akan Belas Kasih Allah

    “Leva”, “Knato” dan Harapan akan Belas Kasih Allah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Musibah Tiga “Peledang” Lamalera, Semana Santa dan Tuhan yang Menggetarkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Newsletter

Beranda Negeri

Anda bisa berlangganan Artikel Kami di sini.
SUBSCRIBE

Category

  • BERITA
  • BIOGRAFI
  • BUMI MANUSIA
  • Featured
  • JADWAL
  • JELAJAH
  • KOLOM KHUSUS
  • LENSA
  • OPINI
  • PAPALELE ONLINE
  • PUISI
  • PUSTAKA
  • SASTRA
  • TEROPONG
  • UMUM

Site Links

  • Masuk
  • Feed entri
  • Feed komentar
  • WordPress.org

About Us

Beranda sebagai suatu tempat para penghuni rumah untuk duduk melepas lelah, bercerita dengan anggota keluarga ataupun tamu dan saudara. Karena itu pula media Baranda Negeri merupakan tempat bercerita kita dan siapa saja yang berkesempatan berkunjung ke website ini.

  • Redaksi & Kontak
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy

© 2023 BerandaNegeri.com - Morris by Gendis.

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL

© 2023 BerandaNegeri.com - Morris by Gendis.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In