Foto Yoseph Yapi Taum
JALAN SUNYI
Aku terkurung di sunyinya malam
Terjerat jalan setapak yang lengang
Biasanya doa-doa dilantunkan
dan nyanyian sendu digumamkan.
Tetapi kali ini tidak!
Aku menerobos gelapnya mimpi
Terguncang karena siang dipenuhi bianglala.
Biasanya kita bersama melewati canda
dengan erat tangan bergandengan.
Tetapi kali ini tidak!
Jalan ini terlalu sunyi buatku.
Bulan yang pucat dan gumpalan awan
Membuat ragu untuk melangkah
Melewati tikungan yang gelap!
Yogyakarta, 27 Februari 2018
PERJALANAN LAUT
Bulan mengambang di atas lautan
Satu per satu perahu nelayan berbalik arah
Perjalanan selalu berakhir di sebuah titik
Untuk kembali memulainya lagi esok hari
Ada rindu dan luka yang bukan milikku
Keheningan ini menjadi duka yang menyayat
Perahuku masih terus mencari dan mencari
Sia-sia melepaskan belitan duka
Cahaya bulan terakhir sudah menghilang
Laut yang letih tertidur dalam dekapan malam
Sebuah bintang kecil mengerdip di langit
Yogyakarta, 31 Maret 2018
AKU MENATAP LANGIT
Aku menatap langit yang terdiam
di pelataran rumahku
Tak ada lagi cerita yang tersisa
Hanya dahan pohon randu yang meranggas
Sembunyikan luka yang masih perih
Ketika senja turun, awan menutupi langit
di pelataran rumahku
Senandung duka menghapus semua kenangan
Buah dan biji pohon randu bertahan
Dalam mimpi yang sunyi
Yogyakarta, 18 Juni 2018
——————————————————-
Tentang Penulis
*Yoseph Yapi Taum lahir di Ataili, Lembata, NTT, 16 Desember 1964. Saat ini menjadi ketua Program Studi Magister Sastra di Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Pendidikan: (1) SMA Seminari San Dominggo, Hokeng (1984), (2) Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan Yogyakarta (1984-1985) dari biara Oblat Maria Imaculata (OMI). (3) S-1 dari di IKIP Sanata Dharma (1990); (4) S-2 dari Universitas Gadjah Mada (1995); (5) S-3 dari FIB Universitas Gadjah Mada (2013) dengan disertasi berjudul Representasi Tragedi 1965: Kajian New Historicism atas Teks-teks Sastra dan Nonsastra Tahun 1966-1998. Melakukan penelitian tentang Konflik dan Kekerasan di Papua (2015-2016). Antologi puisinya Ballada Arakian (2015), Ballada Orang-orang Arfak (2019), dan Kabar dari Kampung (2023).
*Sumber sajak: Antologi Puisi Ballada Orang-Orang Arfak (2019).