Menulis puisi adalah memberi suara. Kualitas pemberian suara ditentukan oleh kesanggupan dan kerelaan untuk sungguh mengidentifikasikan diri dengan mereka atau apa yang disuarakan. Jika tidak, orang hanya menyampaikan keinginannya sendiri sambil mengatasnamai orang lain.
Demikian pula, kekuatan sebuah puisi amat ditentukan oleh peyelaman ke dalam realitas dan kesanggupan untuk menemukan kata dengan diksi dan daya majas yang kuat (Kleden Paul, “Menulis Puisi: Mendengar dan Memberi Suara”, Lamalera 2022).
Para penulis puisi dari SMA Strada Bhakti Wiyata mengajak kita menimba inspirasi dan kekuatan dari masa lalu yang tidak pernah menjadi terlampau jauh untuk direngkuh, dari kisah-kisah para pahlawan yang pernah didengar, dari janji dan komitmen tulus para pendiri bangsa yang pernah disampaikan. Kiranya puisi-puisi anak-anak Strada ini, menjadi pelatuk bagi anak-anak negeri tidak hanya untuk menjadi penyair, tetapi juga berani menerbitkan karya-karya mereka, sebab karya-karya mereka itu lebih bergaung ketika disampaikan dengan medium buku. Mari kita dengarkan suara para penyair Strada Bhakti Wiyata:
Kemerdekaan
Oleh Carla Febi
Jeritan terdengar tiada henti
Suara tangis menggema di seluruh negeri
Jiwa gugur tak terhitung jumlahnya
Dengan bangga jasadmu tersenyum
Menyaksikan kemerdekaan di negeri tercinta
Semangat perjuangan para pahlawan
Harus tertanam kuat di diri kita semua
Dalam meraih impian
Tidak semudah membalik telapak tangan
Butuh perjuangan sampai titik darah penghabisan
Berjuang demi satu kata
“M e r d e k a”
*Carla Febi, Kelas XI IPS I – SMA Strada Bhakti Wiyata
——————————————————————–
Merdeka atau Mati
Oleh Marckianno Christian
Darah di medan perang tanpa tuan dikumpulkan
Ribuan nyawa melayang
Tersebar di medan perang mengangkat panji kemerdekaan
Seorang pahlawan berteriak keras
Berani memegang senjata melawan penjajah
Tiga kata untuk dipilih kebebasan atau kematian
Tubuh dihujani peluruh penuh lubang di sekujur tubuh
Tumpahan darah mereka tetap berdiri
dan membela ibu pertiwi
*Marckianno Christian, Kelas XI IPS 2 –SMA Strada Bhakti Wiyata
———————————————————————————–
Untukmu Pahlawanku
Oleh Christie Davina Kuwera
Keringat bercucuran di tubuhmu
Darah yang mengalir di tubuhmu
Tak patahkan semangat juangmu
Untuk mencapai harapan, kemerdekaan
Terkadmu yang membara
Dengan gagah tegap kau berdiri
Tak pedulikan rasa sakitnya
Demi sang bumi pertiwi ini
Pagi yang menjadi malam
Bulan yang menjadi tahun
Sekalian lama telah menanti
Dialah yang harus berusaha melawan
Namun…………………….
Kini perjuanganmu seperti tak berarti
Tangisan sedih rakyat kecil menjadi-jadi
Korupsipun seperti sudah menjadi tradisi
*Christie Davina Kuwera, Kelas XI MIPA I – SMA Strada Bhakti Wiyata
*Sumber Puisi dari Buku Patron BW – In Omnia Paratus – Dalam Segala Sesuatu Siap Sedia, Penerbit Strada, 2023
——————————————————————————————————————————————–
Wah prestasi yang luar biasa, keren kembangkan dan asah terus kemampuanmu spy terus berprestasi
Merdeka semangat kemerdekaan puisi yang sangat menyentuh hati
*Terus melaju untuk Indonesia Maju*
keren