DUA PUISI ASTRYANTHI KOREBYMA
Redaksi menerbitkan dua buah puisi karya Astryanthi Korebyma. Puisi pertama, “Serasa usiamu hanya sehari, adik” menggambarkan perasaan kehilangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan keluarga. Struktur puisi ini dimulai dengan pengantar yang menyebutkan bahwa adiknya, yang disebut “Hijaumu,” memberinya kejutan. Selanjutnya, puisi teruntuk kepada keluarga, mengarah pada pengalaman masa lalu di ladang yang ditanami bersama. Pengalaman ini kini dihadapi dengan kesedihan karena ladang-ladang itu mulai gagal panen, yang menyebabkan ibu menangis dan membuat bapak merenungkan masa depan.
Puisi kemudian berpindah ke pesan kepada adiknya yang telah meninggal, di mana penutur meminta agar adiknya bahagia dengan pilihan hidupnya, meskipun merelakan kepergian adiknya terasa sulit. Puisi berakhir dengan permohonan agar taman di halaman rumah dan bunga-bunga tetap hijau, sebagai simbol kesetiaan dan kenangan yang mereka rawat bersama.
Secara keseluruhan, puisi ini menggambarkan perjalanan emosional seseorang dalam menghadapi kehilangan, perubahan, dan menerima takdir dengan penuh ketabahan.
Puisi kedua, “Sepasang Sandal Jepit” mencerminkan tema tentang kehilangan, kerinduan, dan harapan untuk menyatukan kembali apa yang telah hilang. Seperti sepasang sandal jepit yang tertinggal, puisi ini merujuk pada keadaan di mana sesuatu yang berharga telah hilang atau terpisah.
Penyair merenungkan tentang ikal (jejak) yang ditinggalkan oleh sandal jepit tunggal, yang mencerminkan kerinduan dan keinginan untuk mengulang kembali masa lalu yang indah. Meskipun waktu terus berjalan dan menghadirkan tantangan (duri) serta perubahan (senja), tokoh dalam puisi ini tetap setia dalam mencari dan menanti, meskipun hasilnya tidak pasti.
Dengan latar belakang Pelabuhan Larantuka, puisi ini menggambarkan perjalanan emosional seseorang dalam menghadapi kehilangan dan harapan untuk mendapatkan kembali sesuatu yang berarti dalam hidupnya. Hal ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang nilai kesetiaan, ketabahan, dan keyakinan dalam menghadapi perubahan dan tantangan kehidupan.
SERASA USIAMU HANYA SEHARI ADIK
Serasa usiamu hanya sehari, adik
‘Hijaumu’ mengejutkanku, adik.
Teruntuk: Familia
Adik, ladang yang dahulu kita tanami
pun kita kunjungi saat liburan
dengan tanah hitam dan sedikit sedih dan pedih
untuk keluarga dan sanak saudara kita
masih ingatkah engkau?
Kini, ladang-ladang itu mulai gagal panen
Ibu menangis
Bapak merenung:
Kapan bisa dituai (lagi)
hasil ladang yang kau tinggalkan
bersama sisa usiamu yang begitu hijau?
Engkau akan belajar
menanam pada tandusnya tanah milik tetangga
Kau harus belajar menerima apapun yang
diperbuat untuk dirimu yang masih belia, seorang diri.
sungguh, merelakan itu susah, adik
tapi tak ada cara lain selain melepasmu pergi,
melihatmu bahagia dengan pilihanmu.
pintaku, biarkan taman di halaman rumah
dan daun bunga tetap hijau
yang pernah dengan setia kau rawat
bersama nenek dan adikmu.
Hingga mereka kau temui
dalam rencana-Nya.
Lewonama, April 2018
=============================
SEPASANG SANDAL JEPIT
Waktu tak bertanggal
Pada kalender bugenville
Bersama sepasang sandal jepit
Yang tertinggal
Hingga kini, kau masih yang tunggal; ikal
Dalam guratan penaku; menggumpal
Sedang kau mengais
Sisa kisah masa lalu
Dengan ingin yang menggebu
Berharap temukan (lagi) yang dahulu
Pada kalbu yang merindu
Hingga kita kembali bersatu
Sampai tiba saatnya
Senja hendak memaksamu kembali
Kau enggan, seakan tak mau sudahi hari ini
Tak jenuh mencari
Tetap menanti meski tak pasti
Sampai tiba waktunya
Duri dan puisi jadi saksi
Meretas puing kenangan
Dan melahirkan anak-anak kerinduan.
Pelabuhan Larantuka, Juli 2016
==================================
Tentang Penyair
Astryanthi Korebyma, nama pena dari Agustina. Gadis kelahiran 03 Agustus 1993 ini berdomisili di Larantuka, Flores Timur, NTT. Saat ini bekerja sebagai Staff Tata Administrasi SMAK Frateran Podor – Larantuka. Astry bisa dihubungi melalui FB: Astryanthi Agustina Korebyma, IG: korebyma_acy0308, e-mail : agustinasurat@gmail.com, Nomor HP/WA : 0821 4699 2440.