• Redaksi & Kontak
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
Minggu, Mei 25, 2025
  • Login
No Result
View All Result
Beranda Negeri
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL
No Result
View All Result
Beranda Negeri
No Result
View All Result
Home UMUM

Dua Sajak Indah Astryanthi Korebyma: – Serasa Usiamu Hanya Sehari Adik – Sepasang Sandal Jepit –

by Redaksi
Februari 22, 2024
in UMUM
0
Dua Sajak Indah Astryanthi Korebyma: – Serasa Usiamu Hanya Sehari Adik – Sepasang Sandal Jepit –
0
SHARES
79
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp
DUA PUISI ASTRYANTHI KOREBYMA

 

Redaksi menerbitkan dua buah puisi karya Astryanthi Korebyma. Puisi pertama, “Serasa usiamu hanya sehari, adik” menggambarkan perasaan kehilangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan keluarga. Struktur puisi ini dimulai dengan pengantar yang menyebutkan bahwa adiknya, yang disebut “Hijaumu,” memberinya kejutan. Selanjutnya, puisi teruntuk kepada keluarga, mengarah pada pengalaman masa lalu di ladang yang ditanami bersama. Pengalaman ini kini dihadapi dengan kesedihan karena ladang-ladang itu mulai gagal panen, yang menyebabkan ibu menangis dan membuat bapak merenungkan masa depan.

Puisi kemudian berpindah ke pesan kepada adiknya yang telah meninggal, di mana penutur meminta agar adiknya bahagia dengan pilihan hidupnya, meskipun merelakan kepergian adiknya terasa sulit. Puisi berakhir dengan permohonan agar taman di halaman rumah dan bunga-bunga tetap hijau, sebagai simbol kesetiaan dan kenangan yang mereka rawat bersama.

Secara keseluruhan, puisi ini menggambarkan perjalanan emosional seseorang dalam menghadapi kehilangan, perubahan, dan menerima takdir dengan penuh ketabahan.

Puisi kedua, “Sepasang Sandal Jepit” mencerminkan tema tentang kehilangan, kerinduan, dan harapan untuk menyatukan kembali apa yang telah hilang. Seperti sepasang sandal jepit yang tertinggal, puisi ini merujuk pada keadaan di mana sesuatu yang berharga telah hilang atau terpisah.

Penyair merenungkan tentang ikal (jejak) yang ditinggalkan oleh sandal jepit tunggal, yang mencerminkan kerinduan dan keinginan untuk mengulang kembali masa lalu yang indah. Meskipun waktu terus berjalan dan menghadirkan tantangan (duri) serta perubahan (senja), tokoh dalam puisi ini tetap setia dalam mencari dan menanti, meskipun hasilnya tidak pasti.

Dengan latar belakang Pelabuhan Larantuka, puisi ini menggambarkan perjalanan emosional seseorang dalam menghadapi kehilangan dan harapan untuk mendapatkan kembali sesuatu yang berarti dalam hidupnya. Hal ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang nilai kesetiaan, ketabahan, dan keyakinan dalam menghadapi perubahan dan tantangan kehidupan.

 

 

SERASA USIAMU HANYA SEHARI ADIK

 

Serasa usiamu hanya sehari, adik
‘Hijaumu’ mengejutkanku, adik.
Teruntuk: Familia
Adik, ladang yang dahulu kita tanami
pun kita kunjungi saat liburan
dengan tanah hitam dan sedikit sedih dan pedih
untuk keluarga dan sanak saudara kita
masih ingatkah engkau?
Kini, ladang-ladang itu mulai gagal panen
Ibu menangis

Bapak merenung:
Kapan bisa dituai (lagi)
hasil ladang yang kau tinggalkan
bersama sisa usiamu yang begitu hijau?
Engkau akan belajar
menanam pada tandusnya tanah milik tetangga

Kau harus belajar menerima apapun yang
diperbuat untuk dirimu yang masih belia, seorang diri.
sungguh, merelakan itu susah, adik
tapi tak ada cara lain selain melepasmu pergi,
melihatmu bahagia dengan pilihanmu.

pintaku, biarkan taman di halaman rumah
dan daun bunga tetap hijau
yang pernah dengan setia kau rawat
bersama nenek dan adikmu.
Hingga mereka kau temui
dalam rencana-Nya.

 

Lewonama, April 2018

 

=============================

 

SEPASANG SANDAL JEPIT

 

Waktu tak bertanggal
Pada kalender bugenville
Bersama sepasang sandal jepit
Yang tertinggal

Hingga kini, kau masih yang tunggal; ikal
Dalam guratan penaku; menggumpal
Sedang kau mengais
Sisa kisah masa lalu
Dengan ingin yang menggebu
Berharap temukan (lagi) yang dahulu
Pada kalbu yang merindu
Hingga kita kembali bersatu

Sampai tiba saatnya
Senja hendak memaksamu kembali
Kau enggan, seakan tak mau sudahi hari ini

Tak jenuh mencari
Tetap menanti meski tak pasti
Sampai tiba waktunya
Duri dan puisi jadi saksi
Meretas puing kenangan
Dan melahirkan anak-anak kerinduan.

 

Pelabuhan Larantuka, Juli 2016

 

==================================

 

 

Tentang  Penyair

 

 

Astryanthi Korebyma, nama pena dari Agustina. Gadis kelahiran 03 Agustus 1993 ini berdomisili di Larantuka, Flores Timur, NTT. Saat ini bekerja sebagai Staff Tata Administrasi SMAK Frateran Podor – Larantuka. Astry bisa dihubungi melalui FB: Astryanthi Agustina Korebyma, IG: korebyma_acy0308, e-mail : agustinasurat@gmail.com, Nomor HP/WA : 0821 4699 2440.

ShareTweetSend
Next Post
Kerajaan ‘Kalingga’,  Penerap Kitab Undang -Undang Hukum Pidana Pertama di Nusantara

Kerajaan 'Kalingga', Penerap Kitab Undang -Undang Hukum Pidana Pertama di Nusantara

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

BANI dan AI dalam Pendidikan di Masa Kini

3 tahun ago
JUAL BUKU : 100 Pesan Revolusi Diri

JUAL BUKU : 100 Pesan Revolusi Diri

5 tahun ago

Popular News

  • “Leva”, “Knato” dan Harapan akan Belas Kasih Allah

    “Leva”, “Knato” dan Harapan akan Belas Kasih Allah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Newsletter

Beranda Negeri

Anda bisa berlangganan Artikel Kami di sini.
SUBSCRIBE

Category

  • BERITA
  • BIOGRAFI
  • BUMI MANUSIA
  • Featured
  • JADWAL
  • JELAJAH
  • KOLOM KHUSUS
  • LENSA
  • OPINI
  • PAPALELE ONLINE
  • PUISI
  • PUSTAKA
  • SASTRA
  • TEROPONG
  • UMUM

Site Links

  • Masuk
  • Feed entri
  • Feed komentar
  • WordPress.org

About Us

Beranda sebagai suatu tempat para penghuni rumah untuk duduk melepas lelah, bercerita dengan anggota keluarga ataupun tamu dan saudara. Karena itu pula media Baranda Negeri merupakan tempat bercerita kita dan siapa saja yang berkesempatan berkunjung ke website ini.

  • Redaksi & Kontak
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy

© 2023 BerandaNegeri.com - Morris by Gendis.

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL

© 2023 BerandaNegeri.com - Morris by Gendis.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In