• Redaksi & Kontak
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
Minggu, Mei 25, 2025
  • Login
No Result
View All Result
Beranda Negeri
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL
No Result
View All Result
Beranda Negeri
No Result
View All Result
Home PUISI

Nasionalisme di Era Algoritma

by Redaksi
Desember 18, 2024
in PUISI
0
Nasionalisme di Era Algoritma
0
SHARES
35
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

 

 

Oleh  Denny JA

 

 

Di tahun 2023, sambil memainkan aplikasi kecerdasan buatan,
anak muda itu merenungkan nasionalisme.

 

Di balik layar ponselnya, ia bertanya:
Apakah arti tanah air, di zaman tanpa batas ini?
Negara adalah peta yang kabur di ujung jari,
batas-batasnya larut dalam pixel dan kode.
Tapi, di antara getar algoritma dan sinyal digital,
datang bisikan dari jauh, dari tahun 1928.

 

Sejarah bersimpuh di hadapannya.
Di langit, nampak leluhur menggali akar,
menyatukan suku, bahasa dan agama.

 

Dari Sumatra hingga Papua, sumpah pun diikrarkan.
Satu bahasa, satu tanah air, satu bangsa: Indonesia.

 

Mereka memahat impian dari luka dan air mata,
menjahit setiap perbedaan dalam simpul kuat.

 

Mantra itu menjadi akar yang menembus dalam,
meneguhkan tanah air yang belum bernama,
namun menyala dalam jiwa.

 

Ia, Darta, hidup di era digital yang tanpa batas.
Ia melihat dunia berbaur menjadi satu,
di antara pixel, kode, dan bising algoritma.

 

Dalam riuh suara global yang tumpang tindih,
tanah airnya bagai nada dasar yang terus bergema,
nada yang tak terhapus.

 

Darta juga terheran:
“Di jantung algoritma yang tanpa rimba,
mengapa cintaku pada tanah air tetap berakar,
seperti embun pada daun yang enggan jatuh,
meski musim berganti dan waktu tak mengijinkannya.”
Dunia digital mencairkan batas negara,
tapi tanah air bukan sekadar garis di peta;
ia ikatan yang merasuk jiwa,
melekat erat di setiap rasa.

 

Bahasa digital meleburkan segala suara,
tapi bahasa nasional bukan sekadar kata;
ia gema dalam dada,
jejak identitas yang kita bawa.

 

Di hatinya, tumbuh warna tanah yang tak tergantikan,
identitasnya berpadu dalam cinta yang tak kasat mata,
menjadi akar yang tak tampak namun kuat.
Sekarang, ia bicara dengan bahasa algoritma,
namun hatinya tetap bernada Indonesia.

 

Informasi memang tak mengenal batas.
Sinyal mengaburkan jarak.
Tapi cinta tanah air tetap tumbuh dalam senyap.
Sejarah memberinya memori.
Negara memberinya identitas.
Tanah air memberi rumah untuk pulang.

Bali, 14 Oktober 2023
ShareTweetSend
Next Post
Patriotisme dan Nasionalisme Belajar dari Herman Yoseph Fernandez

Patriotisme dan Nasionalisme Belajar dari Herman Yoseph Fernandez

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Berbuat  Baik

Berbuat Baik

4 tahun ago
Produksi Pengetahuan dan Produksi Kekuasaan

Dari Apologetik ke Dialog, Beberapa Kesimpulan Diskusi “Refleksi Kebudayaan” (1)

5 tahun ago

Popular News

  • “Leva”, “Knato” dan Harapan akan Belas Kasih Allah

    “Leva”, “Knato” dan Harapan akan Belas Kasih Allah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Newsletter

Beranda Negeri

Anda bisa berlangganan Artikel Kami di sini.
SUBSCRIBE

Category

  • BERITA
  • BIOGRAFI
  • BUMI MANUSIA
  • Featured
  • JADWAL
  • JELAJAH
  • KOLOM KHUSUS
  • LENSA
  • OPINI
  • PAPALELE ONLINE
  • PUISI
  • PUSTAKA
  • SASTRA
  • TEROPONG
  • UMUM

Site Links

  • Masuk
  • Feed entri
  • Feed komentar
  • WordPress.org

About Us

Beranda sebagai suatu tempat para penghuni rumah untuk duduk melepas lelah, bercerita dengan anggota keluarga ataupun tamu dan saudara. Karena itu pula media Baranda Negeri merupakan tempat bercerita kita dan siapa saja yang berkesempatan berkunjung ke website ini.

  • Redaksi & Kontak
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy

© 2023 BerandaNegeri.com - Morris by Gendis.

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL

© 2023 BerandaNegeri.com - Morris by Gendis.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In