Agus Dermawan T, kritikus seni, yang juga penulis, dalam salah satu artikel dari bukunya SIHIR RUMAH IBU mengatakan ‘bila para koruptor tidak lagi takut pada Tuhan, mungkin mereka akan lebih tunduk malu di hadapan wajah ibunya’. Karena ibu, meminjam sajak Kurnia Effendi, adalah ‘Tuhan yang tampak’. .Ibu adalah ruh, hati, pikiran dan badan dari anak. Hati ibu adalah seluruh kehidupan yang dilakoni anak di sepanjang jalan, sepanjang umur dan sepanjang hayat. Ibu adalah mata air anak, sampai si anak mengalir dewasa, dan jadi mahluk sosial yang berlayar di samudera dengan kapal yang punya banyak bendera, papar Agus dalam bukunya itu.
Ada sebuah kisah menarik tentang Ibu yang dituturkan Agus dalam bukunya itu. “Pelukis ternama Dede Eri Supria mencipta beberapa karya yang mengisahkan tersisanya rasa malu seorang anak kepada Sang Ibu, dengan gaya yang realistis, manis, namun mengiris. Di kanvas ia menggambarkan seorang lelaki sedang semangat bekerja membangun gedung berpuluh tingkat. Di antara besi-besi yang ditegakkan nun di ketinggian, lelaki itu tiba-tiba terpekur, terdiam. Matanya di arahkan jauh ke bawah. Ia menatap perkampungan yang sudah dibongkar, setelah diobrak-abrik dan direnggut paksa oleh pemilik kapital, demi terbangunnya pencakar langit yang sedang ia kerjakan.
Si lelaki tersadar benar, di kampung itulah ibunya tinggal. Di kampung yang telah jadi puing itu ia dibesarkan dan dididik sang Ibu. Di kampung yang lulu lantak itu ia diajak ibu untuk berjalan di pematang kebaikan. Memusuhi keserakahan dan menjauhi pekerjaan yang diasalkan dari agresifitas ketamakan. Dalam lukisan, postur lelaki itu digambarkan sedang ngun-ngun, pilu, terkesiap, dan tersihir menyaksikan reruntuhan. Rasa berdosa dan rasa malu kepada Ibu tampak menyergap. Pada lukisan yang bertarikh 1995 Dede memberi judul lukisnnya “RIMBA BETON (Dede-Elegi Kota Besar-1999). Namun pada lukisannya yang kedua, 2014, judul yang ia berikan sangat inspiratif, “S I H I R R U M A H I B U” (yang menjadi gambar sampul buku ini)”.
Ibu adalah rumah dari segala iman. Bila tidak lagi kepada Tuhan, kepada sang Ibu semua dosa ini bisa dipangkas di tengah jalan, dan semua rasa malu dihindarkan, tegas Agus menutupi kisah SIHIR RUMAH IBU
Paskalis Bataona