No.Anggota : 239
Fraksi : Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
Daerah Pemilihan : NUSA TENGGARA TIMUR II
BERITA
Mengenal Lebih Dekat Sosok Jubir Ahok, Ansy Lema yang Siap Menuju Senayan Lewat Pintu PDI Perjuangan.
Tanggal Terbit : August 14, 2018 | Seputar NTT
Kupang, seputar-ntt.com – Baru saja Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan Daftar Calon Legislatif Sementara (DCS) di sejumlah daerah di Indonesia.
Dalam DCS tersebut, ada hal yang menarik khususnya di daerah pemilihan (dapil) Nusa Tenggara Timur (NTT) 2. Dari ratusan caleg terdata di DCS, ada Putra Daerah yang sosoknya sudah tak asing di kancah nasional yakni Yohanis Fransiskus Lema, SIP, M.Si.
Siapa sebenarnya Yohanis Fransiskus Lema, Calon Anggota Legislatif (Caleg) DPR RI dari PDI Perjuangan di dapil NTT 2 yang meliputi 12 kabupaten/kota yang tersebar di Pulau Timor, Pulau Sumba, Pulau Rote dan Pulau Sabu?
Yohanis Fransiskus Lema yang populer dengan sapaan Ansy Lema sebelumnya pernah menjadi Presenter TVRI Nasional dan sosoknya sangat tidak asing, apalagi bagi pemirsa peminat dialog-dialog politik. Selain sebagai Pembaca Berita, Ansy sangat diandalkan sebagai Pemandu Talk-Show Politik di stasiun televisi milik negara tersebut. Bahkan, saat Debat Kandidat Calon Gubernur/Wakil Gubernur NTT tahun 2013 silam, Ansy tampil sebagai moderator kala itu.
Tak hanya itu saja, Yohanis Fransiskus Lema adalah Pengamat Politik nasional juga Konsultan Politik dan pernah dipercaya sebagai Juru Bicara (Jubir) Tim Pemenangan Ahok dalam Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 lalu. Pada momentum itu, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Nasional Jakarta ini kerap tampil mengesankan dengan ide-ide cerdas-bernas saat menjelaskan rekam jejak (track-record) kinerja Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat memimpin Jakarta.
Hampir tiap hari, Ansy diundang berbagai stasiun TV nasional untuk berbicara mewakili Pasangan Calon Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat. Ansy Lema adalah satu-satunya Jubir Tim Ahok kala itu yang bukan berasal dari perwakilan Partai Politik (Parpol). Selain karena kapasitasnya dalam bidang politik, Ansy dipercaya sebagai Jubir karena kedekatan personalnya dengan Ahok.
Ansy telah berteman dengan Ahok jauh sebelum Gubernur fenomenal itu dikenal luas publik seperti saat ini, bahkan sebelum Ahok menjadi Wagub DKI Jakarta.
Minat Ansy dalam politik diwariskan ayahnya, Raymundus Lema, yang oleh insan politik di NTT dikenal sebagai Politisi senior berlatar belakang birokrat. Ayah Ansy pernah beberapa periode menjadi Anggota DPRD Provinsi NTT dan sebelumnya adalah Ketua KNPI NTT.
Darah politik Ansy mengalir dari ayahnya. Namun, kiprah politik Yohanis Fransiskus Lema dimulai sejak ia mengenyam pendidikan di Universitas Nasional, Jakarta, salah satu kampus paling progresif di era Orde Baru (Orba).
Ansy yang adalah Mantan Ketua Senat FISIP Universitas Nasional tahun 1997-1998 juga dikenal sebagai Tokoh Aktivis 98, sekaligus Pendiri Forum Kota (Forkot). Ia segenerasi dengan Adian Napitupulu dan Masinton Pasaribu, dua aktivis 98 yang telah lebih dulu terjun ke politik praktis dengan menjadi anggota DPR RI dari PDI Perjuangan.
Kini, intelktual muda kelahiran kota Kupang ini mengikuti jejak kedua temannya sesama aktivis 98. “Setelah berkuang lewat ‘parlemen jalanan’ semasa mahasiswa, kini saatnya berjuang lewat Parlemen Senayan”, ujarnya.
Setelah memiliki pengalaman dan pengetahuan cukup dalam politik, mulai dari Dosen Politik, Presenter Talk-Show Politik, Pengamat Politik, Konsultan Politik dan Jubir Ahok, di tahun politik 2019, alumnus Program Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) ini memutuskan terjun langsung sebagai Politisi dengan maju sebagai Caleg PDI Perjuangan Nomor Urut 2 di Dapil NTT 2.
Memilih PDIP bagi Ansy sudah keputusan tepat. Betapa tidak, di matanya, partai ini memiliki kesamaan ideologi perjuangan dengan visi pribadinya. “PDI Perjuangan adalah Partai Politik paling konsisten dalam menjaga pluralisme dan menghidupkan nilai-nilai Pancasila”, ujarnya.
Kata dia, PDI Perjuangan juga memiliki kepedulian kuat terhadap orang kecil atau kaum miskin yang bersumber dari ajaran Marhaenisme Bung Karno. Apalagi, PDI Perjuangan telah mempersebahkan dua pemimpin terbaik untuk negeri, yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. Kedua pemimpin berkarakter negarawan ini sangat didukung PDI Perjuangan.
Tak hanya itu, ungkap Ansy Lema, PDI Perjuangan selalu konsisten mendukung Jokowi, mulai dari periode pertama Jokowi maju sebagai Walikota Solo, juga saat maju pada periode kedua, lalu PDI Perjuangan mengusungnya sebagai Gubernur ibu kota negara, mencalonkannya sebagai Capres periode pertama dan kembali mengusung Jokowi sebagai Capres di tahun 2019.
“Saya kagum pada integritas dan kapasitas kepemimpinan Presiden Jokowi, dan karenanya saya mantap memilih partainya Pak Jokowi sebagai rumah politik saya”, papar Ansy.
Tentu bagi masyarakat NTT di dapil 2 tidak salah memilih sosoknya. Sebab, Ansy Lema lah yang juga menjadi Konsultan Politik sehingga mengantarkan Pasangan Prof. Dr. Nurdin Abdullah, M.Agr-Andi Sudirman Sulaiman sebagai Gubernur-Wakil Gubernur Sulawesi Selatan.(*)
Sumber : http://www.seputar-ntt.com