Gereja Katolik St Maria Assumpta – Pakem
Oleh Sindhunata
Gereja itu terletak di Pakem, sebuah desa sejuk di lereng Gunung Merapi. Nama gereja itu Maria Asumpta, Maria diangkat ke Surga. Dalam gereja desa itu ada sebuah sumur kecil mungil, namanya Sumur Kitiran Mas. Tentang sumur yang indah itulah tulisan ini hendak bercerita.
Dilihat dari letak dan bentuknya, Sumur Kitiran Mas memang istimewa. Sumur ini terpaut pada kaki altar, di mana berada patung Maria yang sangat sederhana. Mata Maria seakan memandang sumur yang ada di bawah kakinya tadi.
Sumurnya sendiri sungguh sangat kecil. Garis tengahnya hanya satu tegel yang berukuran dua puluh kali dua puluh sentimeter. Dalamnya lebih tiga meter. Airnya sangat bening dan hening. Bibir sumur dibuat dari batu hitam. Sumur itu juga diberi kerekan dan timba kecil. Dari atas bibir sumur orang akan hanya melihat kegelapan. Untuk dapat melihat kedalaman air diperlukan alat penerang.
Sumur Kitiran Mas adalah sumur kesayangan umat desa Pakem. Dulu umat setempat suka berdoa di tepi sumur itu. Sangat mengesankanlah pemandangan, bila mereka sedang berdoa di kaki Maria dan menyalakan lilin di tepi sumur. Sehabis berdoa, biasanya mereka meneguk air yang ditimba dari Sumur Kitiran Mas.
Sejak Sumur Kitiran Mas ada, ada-ada saja cerita yang tersebar tentangnya. Katanya, sumur itu ajaib, penuh mukjizat. Katanya lagi, sumur itu digali atas dasar wisik atau pesan yang diperoleh dalam sebuah mimpi. Yang lain lagi bercerita, pada suatu malam di gereja Pakem Maria menampakkan diri dalam rupa seorang wanita yang sedang menimba air. Karena itu digalilah sumur tersebut.
Cerita-cerita di atas sama sekali tidak benar. Sumur itu bukan sumur ajaib, bukan pula sumur penuh mukjizat. Tak ada wisik maupun mimpi yang menyertai timbulnya sumur itu. Tak pernah pula Maria menampakkan diri dalam bentuk apa pun sebelum sumur digali.
Sumur Kitiran Mas sungguh sebuah sumur yang biasa, seperti sumur-sumur lainnya. Memang ada yang membuat sumur itu sangat istimewa, yakni perjalanan dan pengalaman rohani yang menyertainya. Sumur Kitiran Mas adalah kenangan yang mengingatkan akan perjalanan dan pengalaman rohani itu.
Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud hendak meluruskan cerita-cerita yang tidak benar di sekitar sumur tersebut. Maksud tulisan ini hanyalah sekedar bercerita tentang ziarah serta pengalaman rohani yang mengiringi timbulnya Sumur Kitiran Mas. Tulisan ini adalah syukur atas perjalanan ziarah dan pengalaman rohani itu.
Di padang hidup yang tandus
oh air
kesegaranmu menyimpan janji
gemericik harapan
Rinduku padamu
oh air
rindu bunga-bunga layu
padamu kuncup-kuncup hatiku.
Air kau mengalir
doa pun berpercik air, air
segarkanlah bunga-bunga
Air kau hidup
doa pun berkuncup amrta, amrta
hidupkanlah bunga-bunga.
Air kau mulia
doa pun tertawa ria tirta-tirta
sucikanlah bunga-bunga.
Air kau anugerah
airlah rahmat-Mu
bagi bunga-bunga.
Benamkanlah aku, oh air
dalam diri-Mu
tenggelamkan aku, oh air
dalam rahmat-Mu
hayutkanlah aku, oh air
dalam kesucian-Mu.
Ketika aku memujimu, oh Air
takkan aku lupa pada Bundaku Maria
dialah yang memberiku sumur doa
ketika hujan terhenti
dan aku mesti menanti sedih
seiring dengan kesedihan kupu-kupu kuning
sunyi sayap-sayapnya
terbang membentang dari timur ke utara.
Di bawah kakimu, oh Maria
Sumur Kitiran Mas berada
airnya dalam dan tenang
menyimpan pelbagai harapan
aku hendak senantiasa menimbanya
dengan penuh air mata
sambil hatiku menyanyikan
kata-kata indah:
mengapa aku mencintaimu, Maria.
—————————————————————————————
*Sumber: dari buku “MATA AIR BULAN”, Sindunata, Kanisius, 1995.
*Buku “MATA AIR BULAN” adalah terjemahan penulis atas bukunya yang berjudul “NDHEREK SANG DEWI ING ERENG-ERENGING REDI MERAPI”.
Gereja Katolik St Maria Assumpta – Pakem