Maumere Berandanegeri.com – Perkumpulan Aktivis Peduli HAk Anak (PAPHA) Flores bekerja sama dengan The Samdhana Institute, melakukan Pelatihan Pengolahan Produk Pertanian Pasca Panen kepada para remaja dan orang muda yang selama ini telah menjalankan usaha pertanian dengan metode pengairan irigasi tetes.
Pelatihan ini dilaksanakan selama dua hari yaitu pada Senin(24 /5) dan Selasa( 25 /5/2021, bertempat di Dusun Nawuteu, Desa Kolisia B, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT. Dengan peserta pelatihan sebanyak 10 orang.
Direktur PAPHA Sikka, Bernadus Lewonama Hayon kepada media ini, Jumad (28/5/2021) megatakan PAPHA melihat bahwa pemasaran produk olahan dari hasil pertanian, adalah salah satu pekerjaan atau usaha yang bisa mendatangkan kesuksesan bagi para remaja dan orang muda jika dikelola secara professional.
“Karena itu, kami dari PAPHA memperkenalkan jenis keterampilan dan usaha ini kepada para remaja dan orang muda adalah pilihan yang baik, “terangnya.
Dikatakan Narto, dari hasil diskusi, para remaja dan orang muda ini juga tertarik untuk mengolah terlebih dahulu hasil pertanian ini dalam berbagai produk olahan agar nilai jualnya lebih tinggi. “Selama ini yang kita lihat semua hasil panen dijual secara gelondongan,”ujar Narto.
Pelatihan diantaranya cara mengolah produk pertanian menjadi bahan siap konsumsi, pengelolaan es pisang, berbagai jenis jus dan keripik. Selain itu juga pelatihan ini mengajarkan kepada para remaja tentang management usaha termasuk membuat analisa kelayakan usaha.
“Pelatihan dilaksanakan setelah remaja dan orang muda panen tomat dan semangka dari kebun yang mereka kelola sendiri,”kata Narto.
Bicara soal peluang pasar,menurut Narto, Desa Kolisia B memiliki beberapa destinasi wisata yang menjadi tujuan wisata bagi masyarakat kota Maumere dan sekitarnya, bahkan wisatawan mancanegara.
Lokasi wisata tersebut antara lain Pantai Nusa Kutu dan Pantai Kajuwulu yang ramai dikunjungi warga terutama pada hari minggu. “Ini adalah salah satu peluang pasar yang potensial untuk usaha ini,”jelasnya.
Peserta pelatihan adalah remaja dan orang muda yang selama ini sudah didampingi dan diperkenalkan dengan dunia kerja serta dunia usaha.
Para remaja sangat antusias dan berkomitmen untuk menjalankan usaha, “pungkas Narto. (Atick)