BERPUTIH TULANG
Senja telah berpulang
Lilin lebah silih-berganti
Ombak meraung rindu
Pasir berbisik mengikar janji
Baskara menampakkan wajahnya
Malu tak mau menyapa bumi
Semilir angin melirihkan duka
Kering bertabur di musim gugur, tumbuh kematian
Hari ini, waktu itu
Rindu meruak, janji teringkar, terisisa mati rasa
Tuan tertimbun abu
Tunas nestapa jadi milik Nona
Jakarta, 20 September 2021
——————————————————————
SECANGKIR LARA
Bumantara bersemburat jingga
Awan putih menari sukacita
Hati pun ikut berdansa selaras kicauan burung
Membangun asmaraloka bagi dua insan
Angin menjadi saksi bisu keduanya
Menautkan anjangsana kehendak batara cinta
Mengikat janji sehidup semati
Awal niskala pula bagi mereka
Ia mengikar janji
Puan ditinggalkan sendiri
Hatinya menjadi gulita
Asa miliknya pun masih berada pada senja kala itu
Jakarta, 11 Oktober 2021
——————————————————————–
SAUJANA
Semburat merah tengah turun dari barat
Adiwarna bagi penikmatnya
Nirmala yang tercipta
Dari Sang Pencipta
Yang dititipkan di bumantara
Asmaraloka tumbuh karena eloknya
Kidung pun bersautan merdu
Ajak hati untuk terpaku
Lihat keindahan itu
Ah, memang senja tidak pernah salah
Jakarta, 18 Oktober 2021
———————————————————————-
KABAR JAUH
Nona mengetuk meja kala menulis surat
Bayangan tuan sembunyi dibalik tirai
Bercerita pembantaian waktu itu
Berisik, nona hanya sendiri
Diam; itu jawaban nona,
Kabar jauh menusuk hati nona
Tertusuk tak bersisa
Selesai juga suratnya.
Dukanya yang masih tersisa.
Jakarta, 1 November 2021
————————————————————————————————
Tentang Penulis
Teriakan batin yang tersuarakan dan diikat menjadi seikat puisi. Teresa Patricia Putri, perempuan yang lahir di Jakarta tahun 2002. Saat ini sedang belajar di Universitas Sanata Dharma prodi Sastra Indonesia. Ia suka musik, menulis, membaca, dan tidur. Memiliki harapan agar setiap tulisannya dapat terdengar
😍😍😍