• Redaksi & Kontak
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
Minggu, Mei 25, 2025
  • Login
No Result
View All Result
Beranda Negeri
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL
No Result
View All Result
Beranda Negeri
No Result
View All Result
Home SASTRA

Sajak – sajak Julia Utami: – Mata Ibu – Tablo Paskah – Kembali ke Titik Nol – Anakmu Merindu –

by Redaksi
Februari 15, 2024
in SASTRA
4
Sajak – sajak Julia Utami: – Mata Ibu – Tablo Paskah – Kembali ke Titik Nol – Anakmu Merindu –
0
SHARES
516
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Mata  Ibu

 

Mata Ibu adalah bulan purnamaku
kucari pendarnya dan selalu kutangkap sinarnya
tak pernah aku kehilangan pualam matamu
Bersiaplah jadi sinar terang
untuk palung hatiku yang lelah, Ibu

Izinkan aku jeda, Ibu
Aku ingin tidur sejenak
meletakkan kepala dan sayu mataku
di bawah terang cahaya purnama matamu

Aku akan merasa tenang
dalam linangan air matamu yang menyala
Aku akan berenang dan tenggelam
dalam terangmu yang bagai samudera

Kelak ketika aku pulang
mata Ibu sudah semakin senja
aku tetap temukan cahaya purnamamu
walau alam sekitar tak bersahabat berikan terang

Semua duka tersapu angin
Ibu tertawa lepas memeluk anak cucumu
aku pulang membawa cinta
mengobati rindumu yang tak pernah padam

********************

 

Tablo Paskah

 

Abu basah yang disilangkan di dahi
Ada yang palangkan dosa
Siap dilebur kembali menjadi abu

Setiap lembar daun palma
Ada yang mengelukan sekaligus menyalibkan
Lalu daun palma teronggok di jok kendara terinjak

Pada peristiwa perjamuan terakhir
Pastor mencuci kaki para rasul masa kini berbaju putih
Satu di antara tak bisa bersih hatinya

Setiap kecupan di kayu salib
pada saat Jumat Agung nan suci
Mendongaklah pada putra-putri altar yang menjaganya
Bisikkan ciumanku lebih khianat dari Yudas Iskariot

Dalam prosesi malam Paskah dengan lilin terangi hati
Kita menanti kebangkitan-Nya di tengah kita
Terdampar sebuah tanya :
Siapakah yang bermain-main dengan abu, daun palma, air pembasuhan

***************************

 

Kembali ke Titik Nol

 

Tak ada riak
Ombak pun terpaku
Lebih tenang dari diam

Mulut linu ketika lidah kelu
Wajah kaku ketika tubuh kikuk
Mata terpejam Ketika atma melayang
Lutut berlekuk kaku ketika kubaluri doa

Hati terbelit rindu
Sapa telah tersapu
Kenangan yang berlalu
Kukembali tergugu
Langkah berat kutuju

Diam tak bergerak
Tak ada tapak pada langkah
Kuulur panjang doa untukmu ibu
Hanya itu hubungkan aku denganmu

Bahagia di surga ibu,
Biarkan aku menunggu saatku
Aku terpaku pada titik
Antara minus dan plus

Commuter line, 09 September 2022

**********************************

 

Anakmu  Merindu

 

Baru kemarin terucap niat
Menemuimu meminta memandang
anak-anakku rindu kata
Kata yang kau pintal dengan benang sulaman kasih
Benang yang beraneka warna menjadi pelangi hati mereka

Mereka ingin bercanda menarik kain jarikmu
dan merenda rambut ubanmu
menjerat siapa yang melintas

Ingin bergelayut pada teriakanmu yang menggema
Menggoncang hati menangis menggamit sepi menepi
Melihat aksimu menjeritkan lara hati dalam puisi

ini semua tinggal mimpi
kau memilih pergi ke rumah abadi
meninggalkan bulan mengandung birahi

kau awetkan dirimu lewat kenang tak bertepi
kami masih harus setia di labirin kehidupan fana ini

tenanglah,
pasti senyum masih terselip di ujung bibir kami
karena di atas sana bersama yang lain,
kau patri dirimu melintasi siang
berbagi tugas dengan rembulan,
menjadi penjaga buat semua

Masihkah akan ada air mata tertumpah?
Mengiringi keikhlasan melepas kepergianmu

Commuter line, 8 September 2022

________________________________________

 

 

 

Tentang  Penyair

 

 

JULIA UTAMI atau Yulia Sri Utami, juga dikenal sebagai Julia Daniel Kotan lahir di Lampung, 28 Mei 1972. Guru SMP Santa Ursula Jakarta sejak tahun 1996. Sarjana FKIP Universitas Sanata Dharma, dan S2 dari Universitas Pelita Harapan. Buku puisinya Ribuan Jejak di Pelataranmu (2016), Kereta dan Penyairnya (2019), Januari Jangan Pergi (bersama Kurniawan Junaedhie (2020), Kapuk Randu Negeriku (2020). Novelnya, Perempuan-Perempuan Abhipraya (2021). Buku puisi lainnya, Keluh Senja Mengejar Cakrawala (2016) bersama Windu Setyaningsih, Ujang Nurochmat, dan Lidia Tokan. Ikut dalam 300-an antologi puisi al. Dari Negeri Poci: Pesisiran (2019), Rantau (2021), Raja Kelana (2022), Kulminasi (2023), Kumpulan Pentigraf dari Robot Sempurna sampai Alea Ingin ke Surga (2016), Ibarat Bagai Seperti Andai (2022), Studio Kita (2023). “Oase di Tepian Kota”(Esai, 2023), Pulang ke Kampung Nenek (2023). Antologi puisi Pertanyaan Tentang Tanggal Lahir (2023).

 Ia juga menulis buku Memahami SGA: Melalui Pendekatan Ekspresi atas Pembacaan Buku Saksi Mata (2022). Editor buku Ubayatizen, buku-buku antologi garapan siswi di SMP Santa Ursula, dan menjadi pemrakarsa buku Flobamora NTT. Aktif menjadi pengurus Komunitas Rumah Sastra Kita NTT (RSK) sejak 2018 bersama Yoseph Yapi Taum dan Yohanes Sehandi. Tahun 2017 menjadi kontributor untuk penerbitan buku Apa dan Siapa Penyair Indonesia (ASPI) yang dieditori oleh Maman Mahayana, dkk. Bersama Kurniawan Junaedhie mendirikan Komunitas Aksi Swadaya Menulis dari Rumah (ASMDR) (sejak 2020), dan sekaligus menjadi editor untuk seri buku yang diterbitkan Aksi Swadaya Menulis dari Rumah yang sudah mencapai angka 60 judul buku. Oleh JB Kleden, pemerhati sastra NTT, dijuluki Penyair Kereta. Dapat dilihat dalam Youtube Julia Utami Puisi.

ShareTweetSend
Next Post
“Manunggal Kawuloning Gusti” atau “Manunggal Kalawaning Gusti” dalam Perspektif Kepemimpinan Nasional

“Manunggal Kawuloning Gusti” atau “Manunggal Kalawaning Gusti” dalam Perspektif Kepemimpinan Nasional

Comments 4

  1. Jullie Astutie says:
    1 tahun ago

    Membaca puisi MATA IBU membuat saya melayari jalan kenangan tentang ibu dan basahlah tanah tempat saya menyusurinya. Larik demi larik membawa saya pada rindu pada kumpulan perasaan yang membuat saya “menyuarakannya” perlahan seolah kata-kata itu adalah gambaran hati saya tentang ibu. Puisi ini begitu kuat 10 kali membaca, menyuarakan ya 10 kali merurai air mata. Ahk Julia Utami mengapa kau porak rasaku dalam rindu ibu …..

    Balas
    • Julia Utami says:
      10 bulan ago

      Hai Mom Jullie Astutie, Ibu adalah orang yang selalu membantuku mengabadikan Ibuku dengan kepandaian ibu membuatkan video dari puisi, foro, dll. Selalu Ibuku pasti juga doakan Ibu dari surga.

      Balas
  2. Frid Dacosta says:
    10 bulan ago

    Saya sering kali menyimak dan menikmati sajak- sajak Julia Utami. Mengenalnya begitu “dekat” dan mengagumi karyanya – konsisten ia mencintai sastra khususnya Puisi. Penyair Kereta; saya tahu ia tercatat sebagai salah satu perempuan Penyair Indonesia yang pantas mendapatkan tempat dan apresiasi dari para pembaca

    Tabik

    Balas
  3. hendrosis says:
    5 bulan ago

    Sajak-sajak yg mengharukan . Ingatan² lama bermunculan. Tiba² aku jadi seorang yg cengeng.
    Airmata mengalir begitu saja.
    Terimakasih sudah membuat kenangan, ibu hadir kembali.
    .

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Dari Tahiti dengan “Cinta” untuk SMARD Lembata

3 tahun ago
Ikan Paus “Bawa” Raja Dasion Raih Gelar Doktor di UGM

Ikan Paus “Bawa” Raja Dasion Raih Gelar Doktor di UGM

4 tahun ago

Popular News

  • “Leva”, “Knato” dan Harapan akan Belas Kasih Allah

    “Leva”, “Knato” dan Harapan akan Belas Kasih Allah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Newsletter

Beranda Negeri

Anda bisa berlangganan Artikel Kami di sini.
SUBSCRIBE

Category

  • BERITA
  • BIOGRAFI
  • BUMI MANUSIA
  • Featured
  • JADWAL
  • JELAJAH
  • KOLOM KHUSUS
  • LENSA
  • OPINI
  • PAPALELE ONLINE
  • PUISI
  • PUSTAKA
  • SASTRA
  • TEROPONG
  • UMUM

Site Links

  • Masuk
  • Feed entri
  • Feed komentar
  • WordPress.org

About Us

Beranda sebagai suatu tempat para penghuni rumah untuk duduk melepas lelah, bercerita dengan anggota keluarga ataupun tamu dan saudara. Karena itu pula media Baranda Negeri merupakan tempat bercerita kita dan siapa saja yang berkesempatan berkunjung ke website ini.

  • Redaksi & Kontak
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy

© 2023 BerandaNegeri.com - Morris by Gendis.

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • JELAJAH
  • BUMI MANUSIA
  • BIOGRAFI
  • OPINI
  • KOLOM
  • SASTRA
  • Lainnya
    • TEROPONG
    • PUSTAKA
    • PAPALELE ONLINE
    • LENSA
    • JADWAL

© 2023 BerandaNegeri.com - Morris by Gendis.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In