Suaramu bernaung di bawah sayap
burung-burung sebelum malam siap.
Membuatku harus menajamkan telinga
ketika cahaya bulan memadu mata.
Suaramu menjagai keseimbangan cuaca
ketika hujan jadi orkestrasi flu dan batuk.
Membuatku menyandarkan kepala
pada dinding yang tak lagi menyalin
debar pergulatan-pergulatan kita.
Suaramu lindap di antara celah tanya
ketika aku bertanya: inikah masanya?
Suaramu menggariskan sebuah cahaya
di jalan pulang menuju yang baka.
——————————
Sumber Puisi: Dari Buku Puisi Suaramu Jalan Pulang yang Kukenali, Gramedia, 2019.